Optimis Dapat Perbaiki Hubungan, Biden dan Macron Setuju Ketemuan Akhir Oktober
Berita Baru, New York – Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu bulan depan untuk memperbaiki hubungan kedua negara yang retak karena pakta keamanan dengan Australia.
Pengumuman itu dilakukan setelah keduanya memberikan pernyataan bersama pada Rabu (22/9), di mana kedua pemimpin berbicara melalui telepon dan sepakat untuk bertemu di Eropa pada akhir Oktober.
Duta Besar Prancis untuk AS juga akan kembali ke Washington minggu depan yang sebelumnya dipanggil lantaran marah dan kecewa dengan kemitraan keamanan antara AS, Inggris dan Australia.
“Kedua pemimpin telah memutuskan untuk membuka proses konsultasi mendalam, yang bertujuan menciptakan kondisi untuk memastikan kepercayaan dan mengusulkan langkah-langkah konkret menuju tujuan bersama,” kata pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam pernyataan bersama itu, P Biden menegaskan kembali “pentingnya strategis keterlibatan Prancis dan Eropa di kawasan Indo-Pasifik secara strategis” dalam panggilan teleponnya dengan mitranya dari Prancis.
“Kedua pemimpin sepakat bahwa situasi akan diuntungkan dari konsultasi terbuka di antara sekutu mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan strategis bagi Prancis dan mitra Eropa kami,” kata pernyataan itu. “Presiden Biden menyampaikan komitmennya yang berkelanjutan dalam hal itu.”
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan nada antara kedua pemimpin itu “ramah” selama panggilan 30 menit mereka.
Sebelumnya, pemerintahan Biden membuat marah Prancis pekan lalu ketika mengumumkan kemitraan keamanan dengan Inggris dan Australia dalam yang mengecualikan negara Uni Eropa.
Dalam kesepakatan itu, Inggris dan AS akan membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, dan menyebabkan batalnya kesepakatan kapal selam konvensional antara pemerintah Prancis dan Australia.
Kesepakatan baru yang ditanda tangani pada 15 September 2021 dan disebut Aukus itu bertujuan untuk meningkatkan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison kemudian mengumumkan pembatalan kesepakatan 2016 untuk membeli kapal selam bertenaga diesel yang dirancang oleh perusahaan Prancis Naval Group, dengan alasan kapal selam konvensional tidak lagi cocok dan sesuai dengan kebutuhan Australia.
Prancis dengan cepat mengecam pakta trilateral Aukus itu. Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menyebut pengecualian Paris kesepakatan itu sebagai tindakan yang ‘brutal, sepihak dan tidak dapat diprediksi’.
Pejabat tinggi AS bergerak untuk meredakan kemarahan pemerintah Prancis di hari-hari berikutnya. Menteri Luar Negeri Antony Blinken berjanji bahwa Washington akan bekerja sama dengan Prancis dan Uni Eropa di Indo-Pasifik.
“Prancis, khususnya, adalah mitra penting dalam hal ini dan dalam banyak hal lainnya – merentang ke belakang untuk waktu yang sangat lama, tetapi juga membentang ke masa depan,” kata Blinken pada 16 September.