OPEC Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Minyak untuk 2024 dan 2025
Berita Baru, Wina – Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada Rabu (11/12/2024) kembali memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan. Ini merupakan revisi menurun dalam lima bulan beruntun yang dilakukan OPEC, sebagaimana dilansir dari laman Xinhua News pada Kamis (12/12/2024).
Dalam laporan pasar minyak bulanannya yang dirilis Desember ini, OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak global sebesar 1,61 juta barel per hari (bph) untuk 2024, turun sekitar 210.000 bph dari pertumbuhan 1,82 juta bph yang diperkirakan pada bulan lalu.
OPEC mengaitkan penyesuaian tersebut dengan data terkini untuk tiga kuartal pertama tahun ini, khususnya “data bearish” untuk kuartal ketiga.
Sementara itu, OPEC memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2025 sebesar 1,45 juta bph, turun 90.000 bph dari perkiraan bulan lalu sebesar 1,54 juta bph. Namun, OPEC bersikeras bahwa prediksi yang telah direvisi tersebut masih dinilai sebagai “tingkat pertumbuhan yang sehat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sebelum pandemi.”
OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global 2024 dan 2025 di dalam laporan pasar bulanannya selama empat bulan beruntun sejak Agustus. Sebelumnya, OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak globalnya sebesar 2,25 juta bph untuk tahun ini dan 1,85 juta bph untuk tahun depan sejak Agustus.
Harga minyak secara umum mengalami tren penurunan dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran akan melambatnya permintaan global dan meningkatnya suplai dari produsen-produsen di luar aliansi OPEC+, kelompok yang terdiri dari negara-negara OPEC dan sekutunya. Harga minyak Brent, acuan minyak mentah internasional, diperdagangkan sedikit di atas 70 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.874) per barel selama beberapa pekan terakhir, turun dari 80 dolar AS lebih pada Juli 2024.
Dalam pertemuan tingkat menteri pada pekan lalu, OPEC+ sepakat untuk mempertahankan pemangkasan produksi minyak saat ini untuk kuartal pertama 2025.