“Ngaji Coding”: Kolaborasi Axar School, PCI-NU Tiongkok dan AIS Nusantara
Berita Baru, Jakarta, – Kick off, program pelatihan koding bagi santri pesantren “Ngaji Coding” upaya kolaborasi Axar School, PCI NU Tiongkok dan AIS Nusantara secara resmi dimulai Minggu (10/5).
Dengan skema beasiswa, santri dapat mengikuti program ini secara gratis dan akan berlanjut untuk batch 2 dan 3 selama tahun 2020.
Webinar bertajuk “Fourth Industry Revolution: Top Skills Demands” menjadi agenda pertama pelatihan yang akan berlangsung selama dua pekan ke depan.
Hadir sebagai pembicara, David Christianto, Senior Data Engineer Bukalapak dan Jevri Ardiansyah, Chief Academy Officer Axar School yang kini menempuh Pendidikan lanjut Computer Science di Saga University, Jepang.
Axar School merupakan Sekolah Koding berbasis platform, dan fokus pada pelatihan teknologi seperti Web Development, Mobile Apps Development, Data Science, Artificial Intelligence dan Robotic.
Habibi Salim, CEO dan Founder Axar School sangat optimis bahwa misi Axar School dalam mengakselerasi pendidikan menengah di bawah naungan pesantren akan ini berhasil.
“Optimisme berdasarkan beberapa hal, pertama, dukungan berbagai pihak untuk mengerjakan PR besar ini sangat terbuka, PCI NU Tiongkok, AIS Nusantara, KBRI Beijing dan pihak-pihak lain yang mendukung program ini. Kedua, dari pihak santri ternyata sangat antusias.Saya yakin, dengan tipologi santri yang ulet, mereka akan berhasil.” tuturnya.
Tidak hanya itu, ke depan, Axar School akan mengajak perusahaan-perusahaan teknologi lainnya bekerja sama dengan kapasitas yang dimiliki. Mulai dari sertifikasi, penerimaan magang, dan menyediaan infrastruktur digitalisasi pesantren.
Dalam sambutannya, ketua Syuriah PCI NU Tiongkok, KH. Imron Rosyid menerangkan bahwa, santri harus menguasai STEM agar tidak tertinggal. Ngaji Coding merupakan salah satu dari sekian rangkaian program Ramadhan PCI NU Tiongkok yang bertajuk “Nihao Ramadhan”.
“Saya sangat berharap, program ini harus ada setiap tahun untuk mengembangkan potensi pesantren. Pihak-pihak yang belum terlibat seyogyanya bisa turut bergotong royong membangun pesantren. Dengan kolaborasi seperti ini saya kira pekerjaan rumah kita akan cepat selesai” tandasnya.