Mulai Tegas! Taiwan Akan Serang Balik Jika China Memasuki Wilayahnya
Berita Baru, Taipe – Pada Rabu (31/8), Taiwan menegaskan bahwa pihaknya akan menggunakan haknya untuk membela diri dan melakukan serangan balik jika angkatan bersenjata China memasuki wilayahnya.
Pernyataan itu muncul saat China sejak akhir bulan Juli lalu meningkatkan aktivitas militernya di sekitaran pulau itu, termasuk latihan militer yang mengepung pada awal Agustus sebagai respon atas kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei.
China, di satu sisi, mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan mengatakan keberatan jika Taiwan mengatakan sebagai negara merdeka. Namun, Taiwan menegaskan pihaknya merupakan negara yang berdaulat.
Pejabat Pertahanan Taiwan mengatakan patroli militer “intensitas tinggi” China di dekat Taiwan terus berlanjut.
China juga tampaknya berniat untuk menjadikan Selat Taiwan, yang memisahkan kedua belah pihak, sebagai wilayah “laut dalam” miliknya, sehingga selat itu akan menjadi sumber utama ketidakstabilan di wilayah tersebut.
“Untuk pesawat dan kapal yang memasuki wilayah laut dan udara kami sejauh 12 mil laut, tentara nasional akan menggunakan hak untuk membela diri dan melakukan serangan balik tanpa kecuali,” kata wakil kepala staf umum untuk operasi dan perencanaan, Lin Wen-Huang kepada wartawan pada konferensi pers, dikutip dari Reuters.
Selama bulan Agustus, Taiwan mengeluhkan banyaknya drone China terbang dekat dengan wilayah Taiwan.
Lin Wen-Huang pun menegaskan bahwa militer Taiwan akan menggunakan hak yang sama untuk menyerang balik pesawat tak berawak China yang tidak mengindahkan peringatan untuk meninggalkan wilayahnya setelah menimbulkan ancaman.
Taiwan menembakkan tembakan peringatan ke pesawat tak berawak China untuk pertama kalinya pada hari Selasa (30/8) tak lama setelah Presiden Tsai Ing-wen memerintahkan militer Taiwan untuk mengambil “tindakan balasan yang kuat” terhadap apa yang disebutnya sebagai provokasi China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, dalam konferensi pers reguler, menegaskan kembali posisi China bahwa Taiwan adalah miliknya.
“Pertama-tama saya perlu memberi tahu Anda, Taiwan adalah provinsi China, tidak memiliki apa yang disebut kementerian pertahanan. Pihak berwenang Taiwan mempermainkan kegugupan mereka, ini tidak ada artinya,” katanya.
Awal pekan ini, kementerian telah menolak keluhan drone dari Taiwan dan mengatakan itu “tidak perlu dipermasalahkan”.
Sementara itu, Kapal perang AS dan dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada telah secara rutin berlayar melalui selat dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kapal perang Angkatan Laut AS pekan lalu.
Angkatan bersenjata Taiwan diperlengkapi dengan baik tetapi dikerdilkan oleh China. Tsai mengawasi program modernisasi dan menjadikan peningkatan belanja pertahanan sebagai prioritas.
China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya. Taipei menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan bahwa Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu dan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.