Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Minim Pengetahuan, Paslon FAHAM tidak Mengenal Suku Mandar di Sumenep
Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 01 KH. Ali Fikri dan KH. Muh. Unais Ali Hisyam serta nomor urut 02 Achmad Fauzi dan KH. Imam Hasyim saat dalam debat publik ketiga

Minim Pengetahuan, Paslon FAHAM tidak Mengenal Suku Mandar di Sumenep



Sumenep, Berita Baru – Dalam acara debat publik ketiga yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep, Rabu (20/11/2024) ada perdebatan menarik. Yakni, mengenai pentingnya cinta tanah air dan nasionalisme.

Pasangan calon nomor urut 02 Achmad Fauzi-KH. Imam Hasyim (FAHAM), menyinggung soal peci yang dikenakan oleh pasangan calon nomor urut 01, yakni KH. Ali Fikri-KH. Muh. Unais Ali Hisyam (FINAL).

Kiai Imam menyebut, bahwa peci yang digunakan paslon FINAL bukan suatu kebanggaan. Sebab, peci tersebut dianggap sebagai peci orang Jawa. “Peci Pak Kiai (paslon FINAL, Red) itu bukan peci Madura. Itu pecinya orang Jawa, bukan orang Madura,” anggapnya.

Sementara itu, paslon FINAL yang diwakili oleh KH. Muh. Unais Ali Hisyam berupaya menanggapi dengan santai dan nada bergurau. “Kalau peci ini peci Jawa, kita diketawain kodok kali ya,” sanggahnya.

Dia menjelaskan secara tegas, bahwa peci yang dikenakannya itu bukan peci Jawa. Melainkan peci dari suku Mandar yang berada di pulau Masalembu. “Makanya kita perlu juga berwisata ke luar daerah, biar tahu bahwa ini peci Sumenep di Masalembu,” jelasnya.

Pria yang karib disapa Kiai Unais itu menegaskan, sebagai warga Sumenep yang benar-benar mencintai kampung halaman dan mengerti keberagaman budaya yang ada harus tahu juga berbagai suku yang ada di dalamnya.

“Kita harus tahu, ada berapa suku di dalamnya, berbagai tradisinya,” ungkapnya.

Selain itu, Kiai Unais juga memaparkan, bahwa salah satu tradisi yang ada di Sumenep itu odeng (udeng), bukan blangkon. Sebab, blangkon adalah khas Solo atau Surakarta.

“Jadi, kalau menggunakan blangkon dan didajikan kebanggaan itu keluar dari akar sejarah kita. Karena itu Jawa, Solo,” tandasnya.