Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Membandingkan Perilaku Pembaca Penderita COVID-19 vs Hepatitis Akut

Membandingkan Perilaku Pembaca Penderita COVID-19 vs Hepatitis Akut



Berita Baru, Jakarta – Founder Evello Dudy Rudianto mengatakan bahwa pembaca berita Hepatitis Akut memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menyebarkan informasi kembali melalui media sosial dibandingkan saat membaca berita COVID-19. 

“Temuan Evello tersebut terlihat dari prosentase kencederungan pembaca berita Hepatitis Akut lebih tinggi menyebarkan berita dibandingkan kecenderungan berkomentar dan berinteraksi,” kata Dudy kepada Beritabaru.co, Sabtu (7/5).

Menurutnya, berdasar big data Evello prosentase pembaca berita Hepatitis Akut untuk menyebarkan berita mencapai 19% dibandingkan berkomentar 15% dan berinteraksi 8%. Sementara, pembaca berita COVID-19 cenderung tidak menyebarkan berita kembali.

“Prosentase sebaran berita COVID-19 adalah 81%. Lebih kecil dibandingkan prosentase berkomentar 85% dan interaksi 92%,” jelasnya.

Dudy menyebut data-data ini sejalan dengan prediksi melalui Strength Analyzer. Dengan skor analytical 83%, pembaca memiliki kecenderungan untuk mencari tahu informasi mengenai Hepatitis Akut.

Membandingkan Perilaku Pembaca Penderita COVID-19 vs Hepatitis Akut

“Selain rasa ingin tahu yang besar, pembaca memiliki kecenderungan terganggu perasaannya melalui emosi sedih sebesar 52%,” terangnya.

Selain itu, lanjut Dudy, informasi mengenai Hepatitis Akut juga direspon publik Indonesia dengan sentimen negatif sebesar 62%. 

“Berdasarkan pantauan Evello, kecenderungan perhatian masyarakat terhadap Hepatitis Akut meningkat di media sosial. Pada periode 2-5 Mei 2022, video-video dengan tema Hepatitis Akut telah ditonton sebanyak 2,1 juta kali tayang TikTok,” urainya.

“Rasa ingin tahu yang besar, kecenderungan menyebarkan berita dan emosi sedih yang tinggi serta sentimen negatif yang tinggi membuat masyarakat Indonesia cenderung mudah terpapar informasi tidak benar soal Hepatitis Akut,” sambungnya.

Dudy menegaskan, atas hasil temuan ini Evello berkesimpulan jika Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan RI sudah seharusnya menjalankan prosedur komunikasi krisis nasional sebagai rujukan utama untuk mengantisipasi bias informasi tentang Hepatitis Akut di masyarakat.