Melalui Program Gerbang Dusun, Paslon Niat Jamin Tak Ada Lagi Jenazah Dihanyutkan di Kali Lamong
Berita Baru, Gresik – Viral di media sosial, Warga Dusun Gorekan Lor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik menghanyutkan jenazah dalam keranda dengan ban bekas di anak sungai Kali Lamong.
Warga terpaksa menghanyutkan jenazah Nenek Kasti (71), warga Rt 6 Rw 12 di anak Kali Lamong untuk pemakaman di makam dusun yang letaknya di seberang anak Kali Lamong, lantaran di anak Kali Lamong di dusun tersebut sudah puluhan tahun tak dibangun jembatan oleh pemerintah.
Sebelumnya, pada tahun 2019 juga terjadi kasus serupa. Jenazah Mbah Sayu, warga setempat juga terpaksa dihanyutkan warga dengan ban bekas untuk pemakaman. Kasus itu pun viral waktu itu.
Suwono, keponakan almarhum Nenek Kasti membenarkan, bahwa untuk pemakaman almarhum Nenek Kasti terpaksa harus dihanyutkan di anak Kali Lamong dengan ban bekas untuk menyeberangi anak Kali Lamong yang airnya mengalir deras.
Menurut Suwono, warga yang memakamkan almarhum Nenek Kasti terpaksa harus menghanyutkan di anak kali Lamong untuk dimakamkan di pemakaman dusun di seberang anak Kali Lamong lantaran tak ada jembatan.
“Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk nyeberang ke anak Kali Lamong Mas karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun,” ungkapnya.
Sebelumnya, kata Suwono, pada tahun 2019, neneknya Mbah Sayu yang meninggal juga terpaksa harus dihanyutkan ke anak Kali Lamong untuk menuju pemakaman lantaran tak ada jembatan.
“Waktu itu viral di media sosial juga,” katanya.
Suwono kemudian mengungkapkan, bahwa neneknya Kasti (70), meninggal pada hari Rabu (2/12) sekitar pukul 20.30 WIB. Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, maka pemakaman diputuskan esok hari.
“Sehingga, Kamis (3/12), sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan,” bebernya.
Suwono mengungkapkan, sebetulnya di Dusun Gorekan Lor ada dua makam. Satu makam dekat dengan dusun dan satu makam lagi berada di seberang anak Kali Lamong.
“Kalau musim hujan tiba seperti sekarang kemudian anak Kali Lamong meluap, makam di sebelah dusun tak bisa dimanfatkan untuk pemakaman, sebab kalau digali airnya terus keluar, makanya, kalau warga Gorekan Lor meninggal pada musim hujan dan anak Kali Lamong meluap ya pemakaman harus nyeberang anak Kali Lamong dengan cara dihanyutkan dengan ban bekas. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun,” terangnya.
Warga Gorekan Lor, kata Suwono sebenarnya sudah berkali-kali mengadukan persoalan ini kepada pemerintah agar dibuatkan jembatan. Namun sampai saat ini tak ada tindakan nyata.
Suwono mengungkapkan, pasca kasus jenazah Neneknya Sayu meninggal pada tahun 2019 kemudian jenazahnya dihanyutkan ke anak Kali Lamong menuju pemakaman, dan viral, pemerintah sempat menjanjikan akan dibangunkan jembatan.
“Namun, sampai saat ini juga tak terwujud, ” ungkapnya.
Bahkan, waktu itu tambah Suwono, juga pemerintah menjanjikan akan membelikan tanah untuk makam jika tak memungkinkan membuat jembatan, dengan dana ratusan juta.
“Juga gak terwujud sampai sekarang,” katanya.
Warga Gorekan Lor berharap kepada pemerintah agar segera mewujudkan janjinya membuatkan jembatan di anak Kali Lamong.
“Sehingga, tak ada lagi jenazah dihanyutkan ke sungai untuk pemakaman, ” harapnya.
Sementara Cabup nomor urut 02 Fandi Akhmad Yani mengaku prihatin saat melihat video viral itu untuk kedua kalinya. Mantan Ketua DPRD Gresik ini juga sangat menyayangkan sikap pemerintah yang dinilainya bertahun-tahun tak serius menyelesaikan permintaan warga Gorekan Lor untuk pembuatan jembatan dan penanganan banjir Kali Lamong.
“Pemerintah selama ini kurang serius dalam menangani masalah banjir Kali Lamong, sehingga warga sekitar Kali Lamong setiap tahunnya bisa 3 sampai 4 kali kebanjiran,” katanya.
Oleh sebab itu, dirinya dan Aminatun Habibah atau Bu Min telah menyiapkan program untuk pemerataan pembangunan terutama di tingkat dusun. Melalui program Gresik Maju, Pintar dan Aman (Mapan). Gus Yani-Bu Min (Niat) menyiapkan Gresik Bangun Dusun, program bantuan keuangan khusus Rp. 100 juta untuk pembangunan infrastruktur dusun.
“Dengan program itu nantinya warga Dusun Gorekan Lor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean bisa memiliki jembatan penyebrangan. Sehingga tidak ada lagi jenazah yang dihanyutkan Kali Lamong untuk. Ini sangat rawan kalau arusnya deras malah menimbulkan korban baru,” jelasnya.
Menurut Gus Yani sapaan akrabnya, kasus pemakaman jenazah warga yang harus dihanyutkan ke anak Kali Lamong adalah potret lemahnya pemerintah dalam menangani banjir tahunan setiap musim hujan tiba.
“Banjir luapan Kali Lamong yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun sampai sekarang belum ada penanganan konkrit. Akibatnya, setiap Kali Lamong meluap kerugian yang diderita warga sangat besar mulai pertanian gagal panen, rumah, korban nyawa, dan harta benda, termasuk fasilitas pemerintah,” bebernya.
Padahal, tambah Gus Yani kalau seandainya pemerintah menangani dengan serius masalah banjir Kali Lamong, maka 10 sudah bisa teratasi,”lima tahun pertama untuk pembebasan lahan dan lima tahun kedua untuk normalisasi,” pungkasnya.