Lesbumi PBNU Suguhkan Cerita Panji di “ASEAN Conference on Intercultural and Interreligious Dialogue”
Berita Baru, Jakarta – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU menyelenggarakan rangkaian pameran dan pertunjukan yang meliputi pameran foto, manuskrip, wayang beber digital, cenderamata miniatur wayang beber, kalung jenitri, serta pertunjukan tari dan wayang gedog dengan tema revitalisasi Cerita Panji sebagai kekayaan budaya Asia Tenggara. Kegiatan itu menjadi bagian dari perhelatan ASEAN Conference on Intercultural and Interreligious Dialogue (ASEAN IIDC) pada 6–8 August 2023 di Hotel Ritz Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Merevitalisasi Cerita Panji dalam konteks Asia Tenggara menjadi penting karena cerita Panji yang merupakan tradisi lisan Indonesia itu telah menyebar di seantero Asia Tenggara. Jangkauan Cerita Panji sangat luas sehingga layak disebut sebagai kebudayaan bersama Panji, menjadi satu di antara kemahakaryaan perbendaharaan peradaban Asia Tenggara.
Cerita Panji yang di Indonesia merupakan cerita rakyat, berubah menjadi cerita bangsawan di Thailand, Kamboja, Mianmar, dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Nama Sekartaji dan Panji juga telah diadaptasi sedemikian rupa, akan tetapi garis besar kisahnya sama. Seperti kita tahu, Cerita Panji yang telah dicatat di UNESCO menjadi Memori Dunia pada Tahun 2017 itu muncul dalam ratusan bahkan ribuan versi.
Manifestasi artistik dari cerita-cerita Panji sangat beragam dan dinamis seperti tampak di dalam sastra, dongeng, relief candi, motif ukiran kayu, batik, lukisan, seni pertunjukan wayang kulit (gedog), wayang golek, wayang orang, tari-tarian, teater, dan film. Cerita Panji membentuk ekspresi kebudayaan seperti adat istiadat, aliran kepercayaan, filsafat, hingga adibusana dan adiboga.
Melibatkan Banyak Pegiat Budaya
Menurut Ketua Lesbumi PBNU Jadul Maula, pameran dan pertunjukan mengenai Cerita Panji tersebut melibatkan sejumlah seniman dan pegiat budaya yang memang tertarik dan menekuni Cerita Panji. Pameran foto dan sejarah Cerita Panji menyuguhkan dokumentasi manuskrip lontar koleksi Nawaksara.id. Lalu, pameran wayang beber Cerita Panji menampilkan koleksi Museum Wayang Beber Sekartaji milik Trias Indra Setiawan yang dikenal dengan nama populer Indra Suroinggeno. Adapun pameran topeng Panji menyajikan koleksi Sanggar Warno Waskito.
“Agar Cerita Panji juga dapat berpenetrasi dengan teknologi dan menjamah sebanyak mungkin audiens anak muda, kami juga menyajikan Wayang Beber Digital dengan video
grafer Vedy Santoso dan Ronggo Suryo Gumelar,” kata Jadul. Karya video ini memuat rangkaian cerita Panji yang terwujud dalam bentuk digitalisasi lukisan wayang beber Panji kolosal 60 meter karya Pujianto Kasidi milik Royal Panji Society.
Royal Panji Society memamerkan 23 lukisan Cerita Panji yang mengisahkan satu versi Cerita Panji secara mengalir, dari lukisan pertama hingga terakhir, yakni cerita Jaka Kembang Kuning. Lukisan pertama menceritakan putri Raja Kediri, Dewi Sekartaji, yang memiliki kekasih Panji Asmara Bangun, putra Raja Jenggala. Sekartaji dan Panji Asmara Bangun merupakan sejoli yang serasi dan memang sudah dijodohkan oleh keluarga. Akan tetapi, ada penguasa Kerajaan Klana yang ingin meminang Sekartaji. Oleh karena itu, dibuatlah semacam huru-hara, bahwa Sekartaji menghilang. Siapa dapat menemukan Sekartaji, dialah yang berhak mempersuntingnya. Panji Asmara Bangun pun turut dalam sayembara tersebut dan menyamar sebagai Jaka Kembang Kuning. Cerita terus bergulir, terjadi banyak peperangan, hingga akhirnya Sekartaji menikah dengan Jaka Kembang Kuning, yang tidak lain adalah kekasihnya, Panji Asmara Bangun.
Gelaran pertunjukan menampilkan tari kontemporer dan wayang gedhog lakon Panji yang diramu dengan tari dan teatrikal. Contemporary Panji Dance bertajuk “Celebrating the Source of Growth” disajikan oleh duo penari Danu Anggada Bimantara dan Mutiara Febryan Kumbara dengan penata musik Madha Wirahuda. Sedangkan sendratari wayang gedog ditampilkan oleh dalang Ki Ardhi Poerboantono dengan para penari dan aktor dari Sanggar Sapu Jagad. Pertunjukan tersebut akan disajikan pada Gala Dinner ASEAN IIDC 2023.