Kunjungi PP Muhammadiyah, AHY Dapat Empat Pesan Penting
Berita Baru, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama jajarannya melakukan kunjungan ke Sekretariat Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (3/4).
AHY disambut langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berkata bahwa, pertemuan tersebut membahas persoalan kebangsaan dan kenegaraan. Tapi secara detail, dia tidak menjelaskan.
“Tentu dalam dua perspektif yang berbeda. Satu dari Mas AHY dari aspek politik sebagaimana posisinya sebagai ketua umum Partai Demokrat dan kami (Muhammadiyah) dari perspektif kemasyarakatan dan kebangsaan yang tentu tidak masuk ke arena partai politik,” kata Haedar di Yogyakarta, Sabtu (3/4).
Haedar memberikan empat pesan kepada AHY dan jajarannya. Yang pertama, kata dia kehidupan kebangsaan di Tanah Air masih berada di dalam koridor demokrasi dan konstitusi, tapi disatu sisi menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan berdemokrasi ada politik yang transaksional, politik cenderung oligarki, bahkan sampai batas tertentu oportunistik serta nir etika.
Yang kedua, konteks kehidupan kebangsaan ataupun politik yang menjadi arena partai politik. Menurut Haedar, tujuan berbangsa dan bernegara yakni memberikan kesejahteraan pada masyarakat, semua harus berdiri tegak di atas konstitusi.
“Sekali ada defiasi terhadap konstitusi dan perundang-undangan, biasanya akan timbul masalah dalam kehidupan kebangsaan kita, lebih-lebih konstitusi yang berkaitan dengan cita-cita luhur bangsa yang berkaitan sebagai negara merdeka bersatu, berdaulat, adil dan Makmur yang itu menjadi cita-cita kehidupan bangsa kita oleh para pendiri negeri ini,” ucapnya.
Sementara pesan yang ketiga, kepada AHY, Haedar menekankan akan pentingnya agama dan etika sebagai nilai dasar dan nilai luhur dalam berbangsa dan bernegara. Dia menilai, bukan hanya urusan primordial antara pemeluk agama dengan Tuhan, namun juga menyangkut nilai kebaikan dan keselamatan, kedamaian yang menyatu dalam kehidupan nadi bangsa Indonesia.
Dan pesan keempat, yakni seluruh komponen bangsa dan kekuatan politik pemerintahan harus memiliki komitmen dalam persatuan dan kemajuan Indonesia.
“Indonesia eksis ketika kita bersatu dalam perbedaan, secara umum kita harus ada dalam kolektifitas, terikat dalam persatuan. Bangsa lain yang jatuh karena rusaknya persatuan, tokoh politik harus merawat persatuan, jangan mengganggap enteng persatuan,” pungkasnya.