Kopdarnas AISNU: Pesantren Memiliki Tantangan Mengisi Pengetahuan Agama di Dunia Digital
Berita Baru, Pati – Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) secara resmi membuka agenda Kopdar Nasional, pada Sabtu (03/12) kemarin, di Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, KH. Abdul Ghaffar Rozin atau akrab disapa Gus Rozin. Ia menyampaikan bahwa pesantren memiliki tantangan untuk mengisi pengetahuan keagamaan di dunia digital.
Dalam situasi perkembangan digital yang cukup pesat seperti saat ini, menurut Gus Rozin santri cenderung melakukan pencarian di internet daripada mengaji melalui kitab kuning (konvensional).
“Faktanya bagaimana generasi Z & Alfa saat ini menghabiskan waktu menghadapi gadget yang lebih dari 6 jam dalam sehari,” kata Gus Rozin.
Gus Rozin melihat, pesantren saat ini didominasi oleh generasi Z dan generasi Alpha. Fakta lain menunjukkan bahwa minat generasi Indonesia dalam mempelajari agama cukup tinggi.
“Sebanyak 93% minat generasi muda Indonesia yang memiliki minat mempelajari agama.Berbeda jauh dari Jepang yang hanya 9%,” imbuhnya.
Putra Mohammad Sahal Mahfudz itu tak lupa menegaskan banyaknya masyarakat yang mengakses pengetahuan agama pada situs di luar paham ahlussunnah wal jamaah. Oleh karenanya, ia berharap generasi AISNU bekerja sama untuk menekankan literasi digital kepada masyarakat agar bermedia sosial dengan baik.
“Anggota AISNU harus berada pada posisi moderat. Bukan hanya moderat dalam pemikiran agama tapi juga kegiatan politik,” tegasnya.
Disisi lain, Wakil Gubernur Jawa Tengah, H. Taj Yasin Maimoen atau lebih dikenal sebagai Gus Yasin menyampaikan bahwa saat ini banyak bermunculan produk konten dari pesantren dan memiliki porsi tersendiri di kalangan masyarakat, terutama terkait dakwah kepesantrenan.
“Saya berharap para konten kreator pesantren ini saling mendukung, dan berkolaborasi untuk menyajikan konten keislaman yang relevan kepada masyarakat,” ujarnya.
Gus Yasin juga berharap agar pesantren tidak terlibat pada paham-paham radikal ekstrimis atau terorisme. Ia menekankan agar AISNU ikut andil meneruskan perjuangan Hadratussyaikh untuk memperjuangkan NKRI dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.
“Pondok pesantren saat ini juga tidak hanya berbicara soal keilmuan agama saja, tapi juga sudah banyak yang mengembangkan keilmuan yang lain seperti perbankan, fashion, aeromodelling dan lain-lain,” pungkasnya.
Diketahui, rangkaian Kopdarnas 6 AISNU sudah sejak acara Kick-off pada tanggal 28 Oktober 2022 lalu. Tampak hadir founder Ais Nusantara, Ahmad Qomarudin dan Yusuf Haryono, serta 500 peserta dari berbagai pesantren se- Nusantara.