Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kontribusi Tiongkok untuk Pembangunan Damai-Indonesia dalam Kerjasama ‘Belt and Road Initiative' (Prakarsa Sabuk dan Jalan)
Source: Xinhua News Agency

Kontribusi Tiongkok untuk Pembangunan Damai-Indonesia dalam Kerjasama ‘Belt and Road Initiative’ (Prakarsa Sabuk dan Jalan)



Kontribusi Tiongkok untuk Pembangunan Damai-Indonesia dalam Kerjasama ‘Belt and Road Initiative' (Prakarsa Sabuk dan Jalan)
Opini: Veronika S. Saraswati
Institute for Indonesia-China Partnership Studies

 


 

Sifat ‘damai dan harmoni dari peradaban Tiongkok secara fundamental menentukan bahwa Tiongkok akan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor bagi pembangunan global, dan pembela tatanan internasional, bahwa Tiongkok akan terus mengejar pertukaran dan pembelajaran timbal balik di antara peradaban dan tidak akan terlibat untuk menjalankan politik hegemoni dan dominasi. Tiongkok tidak akan memaksakan nilai-nilainya sendiri dan tidak akan campur tangan dalam sistem politik negara lain. Tiongkok memiliki karakteristik pembangunan yang khas yang mematuhi kerjasama dan tidak terlibat dalam konfrontasi. Mengalami fase lama menjadi negeri yang mengandalkan pertanian sebagai system produksi, menjadikan karakter masyarakat Tiongkok lebih memilih untuk menjaga perdamaian dan harmoni daripada konflik dan perang. Kesabaran dan harmoni adalah karakter dasar para petani dalam mengelola lahan pertaniannya sejak masa tanam hingga masa panen tiba. Karakter ini melekat kuat pada masyarakat Tiongkok sampai saat ini, saat di mana Tiongkok telah beralih menjadi negeri maju yang bertumpu pada sektor teknologi maju.

Tiongkok adalah bangsa yang mencintai perdamaian. Pengejaran perdamaian, harmoni, dan keselarasan sangat tertanam dalam dunia spiritual bangsa Tiongkok dan sangat terlarut dalam darah rakyat Tiongkok. Dengan menjunjung tinggi prinsip ‘keselarasan adalah berharga’ 以和为贵, Tiongkok telah mengusulkan inisiatif kerjasama pembangunan, salah satunya adalah Belt and Road Initiative (BRI). BRI adalah kerjasama pembangunan berdasarkan prinsip saling menguntungkan.

Kontribusi penting lainnya yang diinisiasi oleh pemerintah Tiongkok untuk pembangunan internasional adalah Global Development Initiative (GDI) dan Global Security Initiative (GSI). GDI bertujuan untuk mengatasi tantangan pembangunan, terutama bagi negara-negara berkembang, sementara GSI menunjukkan komitmen dan upaya Tiongkok dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Kedua inisiatif ini adalah solusi yang dikembangkan oleh Tiongkok untuk perdamaian, keamanan, dan pembangunan dunia. Tiga kata kunci ‘perdamaian’, ‘keamanan’, dan ‘pembangunan’ adalah kondisi mutlak untuk keluar dari krisis ekonomi dan krisis keamanan dunia saat ini.

Dalam konteks Indonesia, BRI tidak hanya sejalan dengan kebijakan pembangunan pemerintah Indonesia, tetapi juga menyediakan sarana dan kondisi untuk mendukung pencapaian tujuan kebijakan pembangunan ekonomi pemerintah Indonesia.

Berhasil Membangun Ekonomi Digital

Keunggulan Tiongkok dalam teknologi digital memberikan kontribusi terbesar bagi pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Digital Silk Road (DSR) sebagai bagian penting dari BRI memberikan kontribusi terbesar dalam pengembangan infrastruktur digital. Perusahaan digital berteknologi tinggi asal Tiongkok seperti Huawei melalui skema DSR, sangat besar membantu pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur digitalisasi, sehingga masyarakat Indonesia yang tinggal di desa-desa terpencil kini dapat mengakses dunia digital. Huawei memiliki peran besar dalam proses digitalisasi di Indonesia.

Indonesia tahun 2022 mengalami pertumbuhan ekonomi terendah dalam lima tahun. Namun, pertumbuhan industri e-commerce justru semakin cepat di tengah perlambatan ekonomi negara. Industri e-commerce adalah salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Selama pandemi, ketika sebagian besar sektor pembangunan mengalami penurunan, sektor komunikasi digital meningkat pesat. Pandemi telah secara signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Digitalisasi telah  membantu Indonesia mengatasi pengangguran karena ekonomi digital menyerap tenaga kerja. Masyarakat semakin membutuhkan e-commerce dan media sosial; ini adalah peluang bagi pencari kerja untuk aktif berbisnis dan bekerja melalui dunia digital. Digitalisasi juga terbukti sangat bermanfaat dalam Indonesia membendung penyebaran pandemi Covid-19. Dengan digitalisasi, pengobatan pasien Covid dapat dilakukan dengan cepat; dunia digital memberi ruang pertemuan para medis dan pasien di tengah aturan yang tidak mengijinkan kontak fisik langsung antar-manusia.

Digitalisasi juga akan membantu proses rekrutmen, yang awalnya terkesan berbelit-belit dan kurang efektif. Dunia digital mempertemukan perekrut dengan pencari kerja yang tepat. Dengan begitu, pencari kerja dengan kompetensi yang sesuai mampu terhubung dan lebih mudah menemukan posisi kerja yang paling sesuai dengan kemampuannya. Implementasi teknologi digital secara masif dapat secara signifikan meningkatkan tingkat produktivitas Indonesia, mulai dari efisiensi sistem operasi. Teknologi Industri 4.0 yang berfokus pada konsep otomatisasi dengan menggabungkan Internet of Things (IoT) dan mesin robot mampu membuat proses operasi bisnis lebih cepat, lebih tepat, dan lebih murah. Digitalisasi juga

Di antara perusahaan-perusahaan Tiongkok, adalah Huawei dan ZTE yang paling aktif dalam proyek infrastruktur ICT (Information and Communication of Technology), terutama memasang kabel serat optik di Asia Tenggara. Huawei Marine, misalnya, telah menyelesaikan lebih dari selusin proyek kabel bawah laut, dan hampir 20 lainnya sedang dalam pembangunan, terutama di Indonesia dan Filipina. Sementara itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok juga terlibat dalam mengembangkan konektivitas internet seluler generasi berikutnya, yaitu jaringan 5G dan komputasi awan di wilayah tersebut. Baru-baru ini, Huawei meluncurkan 5G pertamanya di Asia Tenggara di Thailand, sementara Alibaba Cloud membuka pusat data kedua di Indonesia.

Jaringan seluler 5G akan secara signifikan meningkatkan kecepatan transmisi dan mengurangi latensi. Fitur-fitur ini sangat penting untuk mengembangkan aplikasi di sekitar jaringan ini, seperti mobil tanpa pengemudi, IoT, dan kota pintar. Perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei juga memainkan peran signifikan dalam menetapkan standar teknologi untuk 5G selain berpartisipasi dalam infrastruktur seluler di banyak negara BRI. Perusahaan-perusahaan Tiongkok lainnya juga bersemangat untuk mengikuti jejak ini guna berkontribusi pada proses penetapan standar untuk mendorong adopsi teknologi yang berpusat pada Tiongkok.

Berhasil Menjalankan Proyek Hilirisasi

Secara teori, keuntungan timbal balik dalam bidang ekonomi menjadi dasar yang kokoh untuk meningkatkan kolaborasi dan menyelesaikan masalah politik dan budaya. Indonesia telah banyak mendapat manfaat dari pembangunan bersama BRI. Hasil positif dari kerjasama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara telah membuat pemerintah Indonesia menyadari bahwa Tiongkok adalah peluang daripada risiko. Di bawah kerangka kerja BRI, sejumlah proyek infrastruktur yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok telah memberikan bantuan penting bagi transformasi dan peningkatan industri tradisional Indonesia serta meningkatkan pendapatan fiskal nasional dan daerah. Operasionalisasi sektor hilirisasi nikel yang dipimpin oleh perusahaan Tiongkok pada tahun 2022 telah menyumbang USD 1,123 triliun bagi pendapatan Indonesia.

Jumlah besar pendapatan pajak nasional ini adalah pendapatan pajak pertama yang diperoleh pemerintah Indonesia dari proyek hilirisasi di sektor pertambangan. Jumlah ini meningkat 10,8 kali lipat dibandingkan dengan pendapatan pajak dari sektor pertambangan pada tahun 2016. Selain pendapatan pajak dan manfaat pendapatan, proyek hilirisasi nikel sangat mendorong lapangan kerja lokal dan memberikan kontribusi untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini memiliki signifikansi yang tinggi dan menentukan bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

Selama sepuluh tahun terakhir, Tiongkok dan Indonesia—dua negara penting di kawasan Asia-Pasifik—telah mengalami perubahan radikal dalam hubungan perdagangan mereka. Pada tahun 2022, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok berubah dari defisit menjadi surplus. Ekspor dan impor yang meningkat. Setelah tahun 2013, BRI memainkan peran katalis dalam membentuk ulang rute perdagangan dan kemitraan global. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur, perdagangan, dan hubungan investasi antara Tiongkok dan beberapa negara lainnya. Sebagai hasil dari mega proyek ini, ekspor Tiongkok dari Indonesia mengalami lonjakan yang mengesankan, tumbuh dari 23,28 miliar USD pada tahun 2015 menjadi 43,41 miliar USD pada Agustus 2023.

Sebaliknya, ekspor Indonesia ke Tiongkok juga mendapatkan manfaat, menunjukkan trajektori pertumbuhan yang lebih mengesankan, tumbuh dari 12,86 miliar USD pada tahun 2015 menjadi 48,77 miliar USD pada Agustus 2023. Data pasca-COVID-19 menunjukkan bahwa ekspor Indonesia berlipat ganda dari 23,32 miliar USD menjadi 48,77 miliar USD. Dalam perbandingan, sementara perdagangan Tiongkok dengan Indonesia berlipat ganda, ekspor Indonesia ke Tiongkok hampir tiga kali lipat, menunjukkan hubungan perdagangan yang dinamis dan berkembang.

Industri hilirisasi telah direncanakan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2010, terutama untuk sektor pertambangan. Hilirisasi bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada komoditas di mana komoditas yang diekspor tidak lagi dalam bentuk bahan mentah tetapi telah menjadi komoditas jadi atau setengah jadi. Pemerintah merencanakan delapan sektor prioritas untuk industri hilirisasi, dengan target investasi sebesar $545,4 miliar pada tahun 2035.

Untuk mendukung realisasi industri hilirisasi, terutama di sektor mineral, pemerintah mendorong pembangunan smelter di berbagai wilayah. Hingga tahun 2022, telah dibangun 26 smelter dan akan terus menambah 53 smelter pada tahun 2024. Hilirisasi nikel dimulai pada tahun 2015 oleh Perusahaan Tiongkok Qingshan di Morowali, yang memproduksi baja tahan karat dan baja karbon. Sementara itu, hilirisasi tembaga akan segera dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan tersedianya dua smelter pengolahan tembaga di Indonesia.

Prestasi bersejarah terjadi di industri nikel Indonesia. Untuk pertama kalinya, merek nikel olahan dari Indonesia, “DX-zwdx” yang diproduksi oleh PT CNGR Ding Xing New Energy, telah terdaftar di London Metal Exchange (LME), bursa logam terbesar di dunia, menurut siaran pers LME pada 23 Mei 2024. Momen ini menandai langkah besar bagi Indonesia dalam mendominasi rantai pasokan nikel global dan membuka peluang baru di tengah lonjakan harga nikel dunia. Merek “DX-zwdx” dengan kemurnian minimal 99,8% nikel adalah hasil dari hilirisasi nikel yang intensif dilakukan oleh Indonesia.

Di bawah BRI, Indonesia bertransformasi dari negeri dengan pembangunan ekonomi tradisional berubah menjadi pembangunan ekonomi modern; tidak lagi mengandalkan ekspor bahan mentah namun ekspor bahan jadi. Penyerapan tenaga kerja juga menjadi hasil positif sebab mengurangi angka pengangguran, apalagi di tengah pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan yang makin massif di Indonesia.

Secara objektif kerjasama Indonesia dan Tiongkok di bawah skema BRI memberi kontribusi positif besar. Selain penambahan pendapatan nasional dari sektor pajak produksi dari downstreaming nikel, Indonesia memperoleh manfaat lain yaitu penyerapan tenaga kerja dan transfer teknologi untuk masyarakat Indonesia. Nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai untuk electric vehicle semestinya makin lebih ditingkatkan produksinya, sebab electric vehicle adalah solusi tepat untuk masalah kerusakan lingkungan yang makin parah dewasa ini. Sudah saatnya manusia beralih dari energi fosil menjadi energi ramah lingkungan untuk menyelamatkan kerusakan lingkungan.

Hanya pembangunan yang damai dan harmonis yang akan memberi kehidupan dan penghidupan untuk manusia, sebab sanksi ekonomi, sanksi militer dan perang hanya akan membawa kehancuran peradaban manusia. Kepunahan alam dan manusia adalah hasil akhirnya.