Ketua PBNU: Bersiap Memasuki Kehidupan Masyarakat Aman Covid-19 dan Produktif
Berita Baru, Jakarta – Pemerintah sedang menyiapkan penerapan new normal sebagai transisi paska penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat COVID-19.
Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas menilai penerapan new normal adalah keniscayaan. Meskipun begitu, ia meminta agar sebelum penerapan new normal sebaiknya dikaji dan dipersiapkan secara matang.
“Sebaliknya dikaji dan dipersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya matang-matang. Sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang aman dari covid-19 dan sekaligus produktif”. Tutur Robikin, dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Robikin juga menjelaskan bahwa kehidupan masyarakat yang aman covid-19 dan produktif, butuh disiplin baru dengan tingkat kepatuhan protokol kesehatan tinggi.
Selain itu, imbuh Robikin, kebijakan tentang kehidupan masyarakat aman Covid-19 dan produktif harus merupakan kebijakan konprehensif dan bukan parsial.
“Jangan sampai produk dan stimulus kebijakan tampak seakan-akan didominasi oleh kalkulasi ekonomi semata. Namun kurang mempertimbangkan tempat peribadatan dan lembaga pendidikan, termasuk pesantren dan inftra strukturnya”. Jelasnya.
Kyai muda asal Jawa Timur tersebut juga memperingatkan, jika kebijakan dibuat parsial, maka yang akan dihasilkan bukanlah sebuah exit strategy mengatasi pandemi, namun justru akan menciptakan new bottleneck atau keruwetan sosial baru.
Menjelang penerapan new normal ini, Robikin meminta agar semua pihak memperhatukan tiga pertimbangan penting terkait penurunan jumlah kasus, kapasitas layanan kesehatan, dan jangkauan layanan kesehatan.
“Pertama, kondisi aktual menurunnya kurva pandemi atau kurva penurunan yang stabil hingga pada titik tertentu”. Urainya.
Kedua, lanjut Robikin, sistem layanan kesehatan sanggup untuk lebih total melakukan pelayanan mulai dari mengindetifikasi, mengisolasi, memeriksa, dan melacak hingga mengarantina orang-orang yang teridentifikasi terlibat kontak fisik dengan pasien covid-19.
Dan pertimbangan ketiga, menurutnya berkaitan erat dengan kesanggupan sistem layanan kesehatan dalam menjangkau lebih banyak dan lebih luas lagi kantong-kantong masyarakat.