Keren, Bertemu Zastrow al Ngatawi, Mas Kiai Siapkan Strategi Budaya Tanding Menuju Sumenep Berkeadaban
Berita Baru, Jakarta – Masih ingat dengan nama Sastro Al Ngatawi, eks Juru Bicara mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga pemimpin kelompok musik akulturatif Kiai Ageng Ganjur dari Yogyakarta. Mas Kiai atau Ali Fikri Warits melepas kangen bertemu kawan lamanya di rumahnya di Sawangan, Jakarta, 14, Juli 2020.
Bersama istrinya Arrifah el Sastrow, mantan Ketua Lesbumi ini menerima Mas Kiai setelah berpuluh tahun tidak bertemu. Mas Kiai sibuk dengan pesantrennya di Guluk-guluk, Sumenep, Madura, sedangkan Sastro al Ngatawi juga sama. Mereka sibuk melawatkan kelompok musiknya Kiai Ageng Ganjur ke Eropa, Timur Tengah, Hongkong maupun Cina.
Kebersamaan antara Mas Kiai dan keluarga aktivis yang sempat mau dibunuh di zaman Orde Baru karena pembelaannya kepada kasus Kedungombo ini masih terawat dengan baik. Sastro dan Mas Kiai yang sama-sama tumbuh besar di lingkungan pendidikan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki ideologi yang sama, terutama dalam praksis mengembangkan kesenian yang bernafaskan nilai-nilai Islam.
Kelompok Musik Kiai Ageng Ganjur yang didirikan oleh mendiang Gus Dur, merupakan kelompok musik alternatif yang mencoba melakukan eksprementasi dalam bermusik, melalui akulturasi beragam notasi bunyi, lirik dan lagu yang padat akan pesan-pesan teologis dan humanistik. Mas Kiai Fikri sebagai drammer Kiai Ageng Ganjur seringkali didapuk sebagai arranger, karena memiliki kekuatan unik menyusun harmoni. Kekuatan itulah yang mengantarnya sebagai juara drammer terbaik se Jawa dan Bali.
Pesan Sastro al Ngatawi yang penting di garis bawahi, anda tidak perlu takut dikatakan kurang gaul, kudet dan bukan generasi echo boomers dengan mendukung Mas Kiai Fikri. Sebab dia memiliki talenta serta bakat yang kompleks sebagai modal utama menjadi pemimpin Sumenep.
Lebih dari hal itu, Sastro juga menyampaikan rencana kesediaannya membantu menyusun strategi budaya tanding dalam memajukan pariwisata yang berkeadaban di Sumenep. Konsep pariwisata yang menjunjung identitas lokal, penting dicanangkan mengingat Kabupaten Sumenep sebagai satuan wilayah Madura di dominasi kaum santri.
“Saya siap berbagi strategi berkhidmah di bidang budaya dan pariwisata, bahkan siap membackup beliau (Mas Kiai Fikri),” ungkap Sastro.
Sastro menambahkan, agar Mas Kiai selalu menjalin komunikasi yang baik dengan Bupati, sehingga bisa berkhidmah tidak hanya pada pesantren, melainkan pendidikan pada umumnya.