Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Keren, Bertemu Zastrow al Ngatawi, Mas Kiai Siapkan Strategi Budaya Tanding Menuju Sumenep Berkeadaban

Keren, Bertemu Zastrow al Ngatawi, Mas Kiai Siapkan Strategi Budaya Tanding Menuju Sumenep Berkeadaban



Berita Baru, Jakarta – Masih ingat dengan nama Sastro Al Ngatawi, eks Juru Bicara mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga pemimpin kelompok musik akulturatif Kiai Ageng Ganjur dari Yogyakarta. atau Ali Fikri Warits melepas kangen bertemu kawan lamanya di rumahnya di Sawangan, Jakarta, 14, Juli .

Bersama istrinya Arrifah el Sastrow, mantan Ketua Lesbumi ini menerima setelah berpuluh tahun tidak bertemu. sibuk dengan pesantrennya di Guluk-guluk, Sumenep, Madura, sedangkan Sastro al Ngatawi juga sama. Mereka sibuk melawatkan kelompok musiknya Kiai Ageng Ganjur ke Eropa, Timur Tengah, maupun .

Kebersamaan antara dan keluarga aktivis yang sempat mau dibunuh di zaman Orde Baru karena pembelaannya kepada kasus Kedungombo ini masih terawat dengan baik. Sastro dan yang sama-sama tumbuh besar di lingkungan pendidikan Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki ideologi yang sama, terutama dalam praksis mengembangkan kesenian yang bernafaskan nilai-nilai Islam.

Kelompok Musik Kiai Ageng Ganjur yang didirikan oleh mendiang Gus Dur, merupakan kelompok musik alternatif yang mencoba melakukan eksprementasi dalam bermusik, melalui akulturasi beragam notasi bunyi, lirik dan lagu yang padat akan pesan-pesan teologis dan humanistik. Fikri sebagai drammer Kiai Ageng Ganjur seringkali didapuk sebagai arranger, karena memiliki kekuatan unik menyusun harmoni. Kekuatan itulah yang mengantarnya sebagai juara drammer terbaik se Jawa dan Bali.

Pesan Sastro al Ngatawi yang penting di garis bawahi, anda tidak perlu takut dikatakan kurang gaul, kudet dan bukan generasi echo boomers dengan mendukung Fikri. Sebab dia memiliki talenta serta bakat yang kompleks sebagai modal utama menjadi pemimpin Sumenep.

Lebih dari hal itu, Sastro juga menyampaikan rencana kesediaannya membantu menyusun strategi budaya tanding dalam memajukan pariwisata yang berkeadaban di Sumenep. Konsep pariwisata yang menjunjung identitas lokal, penting dicanangkan mengingat Sumenep sebagai satuan wilayah Madura di dominasi kaum santri.

“Saya siap berbagi strategi berkhidmah di bidang budaya dan pariwisata, bahkan siap membackup beliau ( Fikri),” ungkap Sastro.

Sastro menambahkan, agar selalu menjalin komunikasi yang baik dengan , sehingga bisa berkhidmah tidak hanya pada pesantren, melainkan pendidikan pada umumnya.