Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Stunting
Foto: Kemenkes/Istimewa

Kemenkes Jelaskan Soal Pangan Cegah Stunting



Berita Baru, Jakarta – Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa kondisi saat ini masih banyak anak tidak mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga terjadi stunting.

Kemenkes mengungkap, hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) 2021 menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang.

Atas dasar itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya strategis yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah gizi terutama stunting dimulai dengan deteksi dini.

Salah satunya yaitu dengan kegiatan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di Posyandu.

“Penguatan promosi pemberian makanan bayi dan anak mencakup inisiasi menyusui eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan sampai dengan 2 tahun,” kata Menkes Budi, dalam talkshow Hari Gizi Nasional secara virtual, Selasa (25/1).

“Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani sejak anak berusia 6 bulan yang mana sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” imbuhnya.

Menkes Budi menyebut, asupan gizi yang baik didapatkan dari makanan yang tepat sesuai yang tersedia di daerah masing-masing.

“Gizi yang baik adalah pondasi penting bagi seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama bagi mereka yang tumbuh dan berkembang di lingkungan rentan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof. Dr. Hardiansyah menjelaskan pencegahan stunting harus diawali dengan prinsip pencegahan, yakni mencegah sedini mungkin.

“Artinya remaja sehat bergizi baik kemudian calon pengantin yang sehat dan bergizi baik merupakan langkah awal mencegah anak stunting,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pencegahan stunting dimulai dari porsi isi piring dengan kandungan gizi seimbang, salah satunya untuk pembentukan kolagen bagi kebutuhan tulang rawan.

“Tetapi secara umum kalau sudah makan 3 jenis lauk pauk setiap hari maka semua kebutuhan asam amino esensial untuk pembentukan kolagen sudah terpenuhi,” terangnya.

Prof Hardiansyah menyebut, kandungan gizi seimbang bisa didapatkan dari pangan yang banyak beredar di masyarakat.

“Untuk ibu hamil atau sebelum bayi lahir pangan yang dianjurkan setiap kali makan adalah ikan minimal 4 kali seminggu dengan porsi minimal 75 gr – 100 gr, 1-2 butir telur sehari, susu, pangan hewani, dan lauk pauk,” katanya.

Sementara itu pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI, berbagai MP ASI, telur setelah 1 tahun 1 butir sehari kalau setelah 6 bulan antara setengah sampai satu butir telur sehari, kemudian diberi susu pertumbuhan, pangan hewani, dan lauk pauk.

Pangan Gizi Seimbang Berdasarkan Permenkes Nomor 41 tahun 2014

1. Bagi Ibu Hamil

Pada makan pagi terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, gula 1 porsi, lemak 1 porsi, dan air putih atau air mineral 2 porsi. Kemudian makanan selingan pagi yaitu makanan pokok 1/2 porsi, buah 1 porsi, dan air minum 1 porsi.

nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, gula 1 porsi, lemak 1 porsi, dan air putih atau air mineral 2 porsi. Kemudian makanan selingan pagi yaitu makanan pokok 1/2 porsi, buah 1 porsi, dan air minum 1 porsi.

Untuk makan siang terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 2 porsi, buah 1 porsi, lemak 2 porsi, dan air putih 2 porsi. Untuk makanan selingan siang terdiri dari makanan pokok ½ porsi, gula 1 porsi, air putih 1 porsi.

Selanjutnya untuk makan malam terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, lemak 1 porsi, susu 1 porsi, air minum 2 porsi.

1 porsi makanan pokok seperti nasi sebanyak 100 gr atau 1 piring sedang dan dapat diganti dengan ubi jalar kuning 1 buah ukuran sedang atau 135 gr.

Lauk hewani merupakan 1 porsi ikan pepes 45 gr atau 1 potong ukuran sedang. Lauk hewani bisa diganti dengan daging ayam 1 potong ukuran sedang 40 gr.

Lauk nabati bisa dengan 1 porsi tempe goreng 50 gr atau 1 potong ukuran sedang. Lauk nabati dapat diganti dengan tahu 2 potong ukuran sedang 100 gr.

Untuk sayuran bisa dengan 1 porsi sayur bayam 100 gr sebanyak 1 mangkok kecil atau dapat diganti dengan kacang panjang 1 gelas sayuran 100 gr.

Kebutuhan buah bisa dengan 1 porsi pisang ambon 50 gr atau 1 buah pisang ukuran sedang, dapat diganti dengan jeruk manis 1 buah ukuran sedang sebanyak 100 gr. Selanjutnya untuk minuman terdiri dari 1 porsi susu atau air putih satu gelas 250 ml.

2. Bagi Bayi

Usia 0 – 24 bulan harus diberi ASI, bayi pada usia 6 – 9 bulan mulai diberi MP ASI berupa makanan lumat, pada usia 9 – 12 bulan diberi MPASI makanan lembek. Pada usia 12 – 24 bulan mulai diberi makanan keluarga.

Frekuensi makan bagi bayi per hari usia 6 – 9 bulan sebanyak 2 – 3 kali makanan lumat + 1 – 2 kali makanan selingan ditambah ASI. Jumlah setiap kali makan terdiri dari 2 – 3 sendok makan penuh setiap kali makan dan tingkatkan secara perlahan sampai setengah dari cangkir mangkok ukuran 250 ml tiap kali makan.

Pada usia 9 – 12 bulan diberi 3 – 4 kali makanan lembek + setengah kali makanan selingan ditambah ASI. Porsi makanan sebanyak setengah mangkuk ukuran 250 ml.

Selanjutnya untuk bayi usia 12 – 24 bulan sebanyak 3 – 4 kali makanan keluarga ditambah 1 – 2 kali makanan selingan plus ASI. Jumlah setiap kali makan sebanyak ¾ mangkuk ukuran 250 ml.