Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ekonomi Indonesia THR ADB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: Istimewa)

Kebijakan Industri Kunci untuk Pertumbuhan Ekonomi di Era Prabowo



Berita Baru, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menjadi pusat perhatian dalam pemerintahan mendatang, menentukan apakah Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen atau lebih. Selama ini, sektor industri tumbuh lambat karena kurangnya kebijakan yang efektif dari kementerian terkait. Hal ini mengakibatkan ekonomi nasional tidak dapat mencapai potensi penuh pertumbuhannya.

Menurut Didik J Rachbini, Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Peneliti Indef, sektor industri Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan karena absennya kebijakan yang kuat dan mendorong. “Selama ini, sektor ini tumbuh di bawah 5 persen sehingga tidak punya daya dorong dan tidak mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi tinggi,” ujarnya. Bahkan, sektor industri hanya tumbuh sekitar 3-4 persen, menunjukkan ketiadaan kebijakan yang memadai dari Kementerian Perindustrian.

Ekonomi Indonesia selama ini bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa, yang seringkali bercampur dengan sektor informal. Dengan sektor jasa yang tidak modern dan hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga, ekonomi kehilangan lokomotifnya, sehingga pertumbuhan tetap rendah atau moderat. “Ekonomi Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan 5 persen atau di bawahnya karena bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa, yang bercampur dengan sektor informal,” jelas Didik.

Janji kampanye Prabowo Subianto untuk memacu pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen tampaknya akan sulit dicapai jika kebijakan industri tidak mengalami perubahan signifikan. “Jika kebijakan industri terus terjadi seperti selama 1-2 dekade terakhir ini, maka lupakan janji Prabowo untuk memajukan ekonomi yang tumbuh tinggi akan bisa tercapai,” kata Didik. Tanpa perubahan, pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan tetap di bawah 5 persen, terseret oleh pertumbuhan industri yang rendah.

Sebagai perbandingan, India dan Vietnam berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi dengan menjadikan sektor industri sebagai lokomotif utama. “Sektor industri di India tumbuh dua digit sehingga menarik ekonomi bertumbuh sampai 7 persen,” ujar Didik. Di sisi lain, sektor industri Indonesia hanya tumbuh di bawah 5 persen dalam dua dekade terakhir, sehingga mustahil menarik pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.

Didik juga menjelaskan bahwa sektor industri di India dan Vietnam mampu tumbuh pesat karena dukungan kebijakan yang kuat dan konsisten dari pemerintah mereka. “Mengapa India dan Vietnam berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi? Jawabnya hanya satu, yakni karena berhasil mendorong industri sebagai lokomotif pertumbuhannya,” tambahnya.

Pentingnya peran Kementerian Perindustrian dalam pemerintahan Prabowo tidak bisa diremehkan. Kementerian ini harus menjadi pusat dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. “Faktor kritis dalam pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan Prabowo nanti terletak di kementerian ini,” tegas Didik.

Salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah memperkuat kebijakan industri yang dapat memberikan dorongan bagi sektor industri nasional. “Jika ingin berbeda dari pemerintahan sebelumnya, maka kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian industri dan kebijakan industrinya,” kata Didik.

Tanpa langkah-langkah tersebut, Indonesia akan terus menjadi underdog di ASEAN. “Indonesia akan menjadi underdog di ASEAN jika tidak ada pembenahan yang serius,” jelasnya.

Pembenahan Kementerian Perindustrian dan kebijakan industrinya akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dengan kebijakan yang tepat, sektor industri diharapkan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, seperti yang terjadi di India dan Vietnam. Tanpa itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap stagnan dan tidak mampu mencapai potensi penuh.

Forum diskusi tentang masa depan ekonomi Indonesia juga menyoroti pentingnya inovasi dan kreativitas dalam sektor industri. Dengan dukungan kebijakan yang kuat, sektor ini dapat menjadi lokomotif yang menarik pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. “Interaksi antara berbagai kelompok etnis dan agama telah mendorong inovasi dan kreativitas, serta memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan,” kata Didik.

Kegiatan ini menekankan pentingnya promosi toleransi, saling menghormati, dan kerja sama internasional sebagai landasan untuk perdamaian dunia yang berkelanjutan. Diharapkan forum ini dapat menghasilkan solusi inovatif terhadap berbagai tantangan global yang dihadapi saat ini dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam menjaga keberagaman budaya dan membangun kerukunan di tengah masyarakat yang majemuk.