Kebakaran Hutan Amazon, INPE: Ini Dampak Kebijakan Bolsonaro
Berita Baru, Internasional – Kebakaran di hutan hujan Amazon Brasil yang terjadi tahun ini disebut sebagai yang terparah sejak 2013. Para ilmuwan memperingatkan hal ini bisa menjadi pukulan telak dalam upaya melawan perubahan iklim.
Dikutip dari CNN, Kamis (22/8), pusat penelitian luar angkasa Brasil atau yang dikenal dengan INPE (Instituto Nacional de Pesquisas Espaciais) mencatat tahun ini ada 72.843 kasus kebakaran lahan di wilayah hutan Amazon. INPE mulai melacak tingkat kebakaran lahan hutan Amazon sejak tahun 2013, menurutnya kebakaran hutan tahun ini meningkat 80% dibandingkan tahun lalu. Menurut INPE, setiap menitnya lahan hutan hujan Amazon yang terbakar mencapai lebih dari satu setengah luas lapangan sepak bola.
CNN menyebutkan, dari gambar dan video yang beredar di media sosial terlihat kepulan asap hitam pekat membumbung dari hijaunya hutan. Bahkan, dikatakan asap kebakaran Amazon telah menyelimuti wilayah Sao Paulo yang memiliki jarak sekitar 2.736 km.
Program satelit milik UNI Eropa, Copernicus, merilis peta yang menunjukkan asap kebakaran Amazon telah menyelimuti hampir seluruh wilayah Brasil, hingga pantai Atlantik Timur. Dikabarkan asap juga menyebar ke negara lain seperti Peru, Bolivia, dan Paraguay.
Hutan hujan Amazon dipandang memegang peran penting dalam memperlambat pemanasan global. Hutan yang dijuluki paru-paru dunia itu disebut menghasilkan 20% oksigen untuk atmosfer bumi. Selain itu, hutan yang luasnya setara dengan separuh Amerika Serikat itu juga merupakan rumah bagi ragam spesies fauna dan flora yang tidak terhitung jumlahnya.
Menyikapi kebakaran yang melanda wilayah Amazon, kelompok-kelompok lingkungan telah lama melakukan kampanye penyelamatan. Para aktivis menyalahkan Presiden sayap kanan Brazil, Jair Bolsonaro, karena dianggap membahayakan paru-paru dunia itu.
Bolsonaro dianggap tidak tegas dalam mengontrol masalah lingkungan dan mendorong aksi penebangan hutan. Dikabarkan bahwa pemotongan anggaran dan campur tangan pemerintah federal membuat orang lebih mudah untuk melakukan eksploitasi hutan.
Dilansir dari CNN, beberapa minggu lalu direktur INPE dipecat setelah dia menunjukkan data peningkatan penebangan hutan sebanyak 88% pada Juni lalu. Data tersebut dikatakan Bolsonaro sebagai kebohongan.
Pada Rabu (21/8) kemarin, Bolsonaro mengatakan bahwa fenomena kebakaran hutan Amazon disebabkan oleh organisasi non-pemerintah yang menciptakan kritik internasional terhadap pemerintahannya. Ia mencoba menangkis kritik internasional atas kegagalannya melindungi hutan hujan terbesar di dunia.
“Mereka (aktivis) sekarang tengah mengalami kesulitan akibat kurangnya dana. Jadi, mungkin LSM ini melakukan tindakan kriminal untuk menghasilkan pandangan negatif terhadap saya, dan terhadap pemerintahan Brasil,” kata Bolsonaro kepada CNN.
Bulan Juli lalu, organisasi lingkungan Greenpeace menyebut pemerintahan Bolsonaro sebagai ancaman bagi keseimbangan iklim. Sementara World Wildlife Fund memperingatkan, jika Amazon tidak dapat diselamatkan, maka hutan hujan terluas di dunia itu akan menjadi sabana kering. Tidak lagi layak huni bagi beragam jenis satwa liar. Jika hal ini terjadi, Amazon bukan lagi menjadi paru-paru dunia, melainkan pemicu utama perubahan iklim.
Sumber: CNN