Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jikalahari: Komitmen APRIL2030 Hanya Kamuflase dan Pembohongan Publik
Peluncuran APRIL2030 untuk mewujudkan SDGs Indonesia (Foto: Istimewa)

Jikalahari: Komitmen APRIL2030 Hanya Kamuflase dan Pembohongan Publik



Berita Baru, Jakarta – Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menyebutkan bahwa komitmen produsen pulp dan kertas Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yang meluncurkan APRIL2030 untuk mewujudkan SDGs Indonesia hanyalah pembohongan publik.

Jikalahari mengatakan komitmen APRIL yang hendak bertaubat merusak hutan alam, gambut, habitat flora dan fauna serta menyelesaikan konflik masyarakat adat dan tempatan, hanya bualan di atas kertas dan konferensi – konferensi yang digelar APRIL.

“Terkait mendukung pencapauan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) di tingkat nasional serta regional di Riau. APRIL melakukan pembohongan publik mendukung SDG’s. yang terjadi, APRIL bukan hanya membiayai penyusunan Pergub Nomor 33 tahun 2018 tentang Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Develovment Goals (SDGs) Provinsi Riau Tahun 2017-2019 juga mengintervensi isi Pergub,” ujar Jikalahari dalam keterangan resminya, Kamis (19/11).

Lebih lanjut, Jikalahari mengkritik 3 poin dari 4 komitmen APRIL2030.  Pertama APRIL hendak memperluas komitmen pada konservasi dan restorasi hutan. APRIL hendak melestarikan satu hektar hutan untuk setiap hektar HTI dan mendukung inisiatif konservasi dan restorasi dengan menyiapkan pendanaan setiap ton serat sekitar US$ 10 juta per tahun untuk investasi di bidang lingkungan.

Atas rencana tersebut, Jikalahari menyampaikan bahwa untuk melestarikan satu hektar hutan untuk setiap hektar HTI akan menambah luasan izin APRIL di luar izin yang ada saat ini dengan skema restorasi.

“Ini akan merampas kawasan hutan tanah milik masyarakat adat dan tempatan, meningkatkan konflik serta ‘menyerobot’ areal perhutanan sosial yang dikelola masyarakat bahkan hutan lindung. Harusnya konservasi dan restorasi hutan ini dilakukan di dalam izin konsesi APRIL. Terkait pendanaan investasi di bidang lingkungan, harusnya dana itu disetorkan ke Negara untuk biaya pelestarian hutan,” tegasnya.

Kedua APRIL2030 mendukung perlindungan satwa liar. Intinya APRIL hendak melindungi satwa liar di kawasan konservasi dan restorasi berkolaborasi bersama Wildlife Conservation Society dan Partner Flora & Fauna International.

Menanggampi hal itu, Jikalahari mempertanyakan bagaimana caranya APRIL mengembalikan habitat satwa liar yang telah mereka rusak dan ditanami akasia? Temuan Jikalahari satwa-satwa liar banyak berkeliaran di lokasi akasia APRIL.

‘Itu menandakan areal tersebut adalah habitat mereka yang telah dirusak. Kalau hanya mengandalkan WCS dan FFI menyelamatkan satwa liar di areal Restorasi Ekosistem Riau (RER) APRIL, percuma saja, karena RER tersebut memang habitat asli mereka yang belum rusak,” tegasnya.

Temuan Jikalahari, justru APRIL gagal dalam melindungi satwa langka dari ancaman perburuan di dalam kawasan RER, akibatnya seekor Harimau Sumatera terjerat seling baja milik pemburu di konsesi PT GCN pada 24 Maret 2019.

Ketiga, APRI2030 juga akan melakukan pembangunan pusat penelitian lahan gambut tropis, Eco Research Camp di Semenanjung Kampar yang menyediakan fasilitas penelitian dari ilmuwan, akademisi serta pemangku kepentingan yang ingin mendapatkan pengalaman langsung terkait proses restorasi ekosistem di lapangan.

Mengkritik hal tersebut, Jikalahari mengatakan harusnya pembangunan pusat penelitian lahan gambut dibangun di areal gambut yang telah rusak, sehingga penelitian yang dilakukan mencari cara untuk memperbaiki gambut yang telah dirusak oleh APRIL serta upaya restorasi ekosistem gambut yang efektif.

“Tahun-tahun berikutnya jelang implementasi APRIL2030 adalah tahun-tahun APRIL melakukan greenwashing dan membohongi publik. Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan global jangan mau ditipu APRIL dengan pendekatan komitmen APRIL2030, publik harus mencari informasi apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan  yang selama ini disembunyikan oleh APRIL untuk menutupi kejahatannya berupa korupsi, money loundring, merusak hutan alam dan merampas wilayah masyarakat adat serta merusak keanekaragaman hayati,” pungkasnya.