Iran Kembali Menangkap Kapal Tanker Asing
Beritabaru.co, Internasional. – Iran menyita sebuah kapal tanker asing yang membawa 700.000 liter bahan bakar pada hari Minggu (04/08), disiarkan oleh TV pemerintah Iran. Selain itu sebanyak tujuh pelaut yang berada di atas kapal juga telah ditahan, kata komandan Garda Revolusi Ramezan Zirahi dalam sebuah wawancara.
“Korps Pengawal Pasukan Iran (IRGC) telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing di Teluk Persia yang menyelundupkan bahan bakar untuk beberapa negara Arab,” kata Zirahi seperti dikutip oleh TV pemerintah.
Pada 19 Juli 2019 lalu, pasukan komando Iran juga telah menangkap sebuah kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero, di Selat Hormuz atas dugaan pelanggaran maritim. Pemerintah Inggris menyebut penyitaan itu ilegal. Insiden itu terjadi setelah pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker Iran di dekat Gibraltar, yang dituduh melanggar sanksi terhadap Suriah.
Penyitaan kapal tanker terbaru datang sehari setelah Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengumumkan bahwa Teheran akan membuat langkah ketiga untuk mengembalikan komitmennya pada perjanjian nuklir Iran 2015 yang ditandatangani di bawah pemerintahan Obama. Langkah tersebut dilakukan untuk mencabut sanksi ekonomi Iran dengan imbalan kontrol atas nuklirnya.
“Langkah ketiga dalam menangani komitmen untuk perjanjian nuklir akan dilaksanakan dalam situasi saat ini,” kata Zarif hari Minggu (04/08), tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pada bulan Juli, Iran mengatakan telah bergerak untuk meningkatkan stok uraniumnya di luar batas kesepakatan Internasional dan memperkaya uranium di luar tingkat energi sipil sebesar 3,67%.
Ketegangan antara Iran dan AS dan kekhawatiran perang baru di Timur Tengah telah meningkat sejak pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018. AS kemudian memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran dalam upaya untuk mendorong mereka ke dalam perjanjian yang lebih ketat yang melibatkan keamanan dan luas konsesi.
Sebagian besar analis memperkirakan perang tetap di Teluk Persia tidak mungkin terjadi, tetapi ada kekhawatiran lain bahwa dengan adanya ketegangan yang begitu tinggi dan tidak ada jalur diplomasi, maka sedikit saja kesalahan akan dapat memicu konflik.
Penulis :Nafisa Sumber :CNBC