Indonesia dan Turki Sepakat Kerjasama Pengembangan Pesawat dan Tank
Berita Baru, Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan kerjasama antara Indonesia dan Turki sepakat untuk membuat pesawat dan tank bersama.
Retno menuturkan proyek bersama itu merupakan bagian dari penguatan kerja sama kedua negara dalam bidang pertahanan.
“Salah satu kerja sama yang sangat potensial dan terus didorong adalah pengembangan bersama industri pertahanan, termasuk pegembangan bersama pesawat terbang dan produk tank bersaka kecil,” kata Retno dalam konferensi pers virtual, Selasa (12/10) malam.
Kesepakatan itu diputus saat Retno bertemu Menlu Turki Mevlut Cavusoglu. Selain bertemu Cavusoglu, Retno juga bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan asosiasi konstruksi Turki selama kunjungan ke Ankara.
Retno mengatakan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, juga telah beberapa kali telah melakukan pertemuan dengan Menhan Turki.
Ia menganggap pertemuan ini menandakan kedekatan hubungan pertahanan Ankara dan Jakarta yang kini tengah menjajaki perjanjian kerja sama baru.
“Saat ini kedua negara sedang dalam proses finalisasi Perjanjian Kerjasama Pertahanan untuk kemudian dapat ditandatangani,” imbuhnya.
Untuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan, lanjut Retno, kedua negara juga membahas mekanisme konsultasi baru.
Diantaranya pertemuan antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia-Turki yang dijadwalkan akhir 2021 atau awal 2020, pertemuan tahunan industri pertahanan secara reguler, dan pertemuan dialog militer.
Tak hanya soal kerja sama pertahanan, selama lawatanannya ke Turki, Retno juga turut mendiskusikan kerja sama Ankara dan Jakarta di bidang lain seperti di bidang kesehatan, pemulihan ekonomi pasca-Covid-19, dan pembicaraan mengenai isu regional serta global.
Di bidang kesehatan, ia menyampaikan kerja sama jangka pendek yang sudah dilakukan di bidang farmasi melalui dukungan obat-obatan terapeutik. Untuk jangka panjang yakni pengadaan bahan baku obat.
“Kunjungan saya di Turki kali ini didampingi tim dari Kementerian Kesehatan, Pertamina dan PT Waskita Karya,” kata Retno.
Di sektor ekonomi, Indonesia dan Turki sepakat membentuk koridor perjalanan atau Travel Corridor Arrangement dan mempercepat perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA).
Terkait isu regional-global, selama di Turki Retno turut menyinggung krisis politik di Myanmar dan krisis kemanusiaan yang mengintai Afghanistan usai negara tersebut dikuasai Taliban sejak pertengahan Agustus lalu.
“Sangat disayangkan krisis politik saat ini di Myanmar membuat upaya untuk menyelesaikan masalah Rohingya menjadi semakin sulit. RI-Turki memiliki keprihatinan yang sama terhadap krisis politik di Myanmar,” kata Retno.
“Terkait Afghanistan, kami menggarisbawahi kebutuhan dan kepentingan untuk membantu mengatasi situasi politik dan aspek kemanusiaan di Afghanistan. Indonesia dan Turki akan terus melakukan komunikasi cara terbaik bagi kedua negara dan negara sehaluan agar dapat membantu rakyat Afghanistan,” pungkasnya.