Indonesia Ajak Negara G20 Percepat Pemulihan Pandemi COVID-19 Lewat Digitalisasi
Berita Baru, Jakarta – Indonesia mendorong negara-negara G20 untuk tumbuh berkelanjutan melalui digitalisasi mengingat teknologi digital mampu mempermudah proses pemulihan dampak pandemi di berbagai sektor.
Hal itu disampaikan juru bicara Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda dalam keterangan persnya secara daring, yang ditayangkan melalui channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/4).
“Kita mengajak seluruh dunia (terutama negara G20) untuk berkolaborasi, pulih, dan bangkit bersama dari pandemi COVID-19 serta tumbuh lebih kuat secara berkelanjutan. Digitalisasi adalah hal penting agar kita bisa pulih lebih kuat,” kata Maudy.
Maudy menyebut ajakan ini telah dituangkan dalam tema utama Presidensi G20 Indonesia, yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama dan bangkit lebih kuat’.
Negara G20 diharapkan bisa menggunakan teknologi digital sebagai sarana utama pemulihan, seperti yang telah dilakukan di Indonesia.
“Dalam dua tahun terakhir, Indonesia sedang melaksanakan akselerasi transformasi digital melalui empat sektor strategis yakni; infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital,” ujat Maudy.
Ia menjelaskan, aktivitas digital di berbagai aspek kehidupan telah mendorong ekosistem perekonomian nasional, meningkatkan penguasaan teknologi informasi, sekaligus mempercepat transformasi digital.
Dengan demikian, isu transformasi digital tepat dijadikan sebagai salah satu isu prioritas dunia. “Indonesia akan mendorong negara-negara anggota G20 membentuk aksi dan kolaborasi nyata, guna mewujudkan transformasi digital di berbagai sektor yang lebih inklusif dan merata,” jelas Maudy.
Lebih lanjut Maudy menyampaikan, pembahasan pemanfaatan teknologi digital dilakukan oleh berbagai kelompok kerja (working group), di antaranya trade, investment, dan industry working group, agriculture working group, tourism working group, think tank, dan business20.
Pembahasan yang cukup beragam tersebut mencakup digitalisasi sektor pertanian, pendidikan, perdagangan, hingga smart villages.
Terkait percepatan transformasi digital di Indonesia, tuturnya, akan mampu mendorong pengembangan ekonomi berbasis digital, terutama dari sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Dia mencontohkan blus tenun tanimbar dari Provinsi Maluku yang dikenakannya bisa diperoleh tanpa harus pergi ke tokonya secara fisik berkat digitalisasi pasar atau toko. “Bahkan saya dapat mencari tahu makna yang terdapat dalam motif-motif ini dengan memanfaatkan teknologi digital,” tuturnya.
Maudy juga melihat, teknologi digital dapat memudahkan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan layanan Kesehatan, edukasi, dan kegiatan transaksi ekonomi.
Selain itu, perluasan akses teknologi digital dapat mendorong inklusivitas masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, termasuk yang berada di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
“Oleh karenanya, Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menghadirkan terobosan yang mewariskan tata kelola ekonomi digital dunia di masa depan. Seluruh lapisan masyarakat agar berkontribusi dan berkolaborasi melalui transformasi digital untuk kemajuan Indonesia dan dunia,” pungkas Maudy. (mkr)