IDI Cianjur Kerahkan 200 Dokter Tangani Korban Gempa Cianjur
Berita Baru, Cianjur – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Cianjur mengerahkan seluruh dokter anggotanya untuk turun menangani korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Cianjur, dr Ronny Hadyanto menuturkan, ada sekitar 200 dokter yang diterjunkan untuk menangani korban gempa.
Gempa bumi yang berpusat di darat 10 km barat daya Cianjur Jawa Barat menghancurkan banyak bangunan baik rumah penduduk, pondok pesantren, hingga rumah sakit.
“Ada sekitar 200 tenaga medis dokter umum dan dokter spesialis anggota IDI Cianjur dan yang bertugas di wilayah Cianjur turun menangani korban gempa,” kata dr Ronny Hadyanto, dalam keterangan persnya, Senin (21/11).
Saat ini, ID Cianjur juga berkoordinasi dengan para pihak termasuk BNPB, Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, dan Pemerintah Kabupaten untuk menyiapkan Rumah Sakit Darurat di Pendopo Kabupten Cianjur di Jalan siti Zaenab.
Ronny mengatakan pembaruan data hingga pukul 17.30 WIB, terdapat 58 korban meninggal dunia yang terdiri dari dewasa, lansia, dan anak-anak.
Di RSUD Sayang Cianjur sebanyak 54 korban jiwa dan di RSUD Cimacan 4 korban jiwa. Korban meninggal akibat cedera di kaki dan kepala.
Sementara itu korban yang luka secara total mencapai lebih dari 700 orang. RSUD Sayang Cianjur hingga saat ini menampung sekitar lebih dari 200 korban luka.
Sementara, Ketua IDI Wilayah Jawa Barat, dr Eka Mulyana menyampaikan IDI Wilayah Jawa Barat sedang mengerahkan tim siaga bencana.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke Cianjur seraya membawa perlengkapan tenda peleton dan sejumlah obat-obatan.
Dokter Eka juga telah berkoordinasi dengan sejumlah IDI cabang di Jawa Barat dan sekitar Cianjur untuk membantu dari sisi tenaga medis.
Ketua Pengurus Besar IDI, dr M Adib Khumaidi, mengatakan pusat krisis kesehatan dan pengabdian masyarakat yang dipimpin dr Corona Rintawan juga akan mengerahkan bantuan dan tenaga medis ke lokasi bencana di Cianjur.
Saat ini PB IDI mendapatkan informasi awal dari rapid health assessment dari Tim IDI Cianjur kebutuhan untuk SDM dokter bedah dan bedah orthopaedi.
Mereka juga membutuhkan perlengkapan alat-alat kesehatan dan dukungan sarana prasarana.
Selain itu, analisa bangunan juga sedang dilakukan untuk antisipasi kebutuhan RS Lapangan serta persiapan rujukan medis ke Bandung dan RS Hasan Sadikin.