Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Chip Huawei

Huawei Mendapat Pemasok Chip Baru, Produsen Chip Terbesar AS Qualcomm Terancam Digeser



Berita Baru, Internasional – Mengutip situs resmi hihonor.com pada hari Kamis (21/5), perusahaan telekomunikasi Honor mengkonfirmasi bahwa pihaknya mengakuisisi prosesor MediaTek 5G untuk lini produksi ponsel yang akan datang.

Sebagai anak perusahaan dari Huawei, Honor telah menjaga hubungan baik dengan pembuat chip dari Taiwan itu. Antara Huawei dan MediaTek juga berencana untuk memperkuat hubungan mereka dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Unit Bisnis Honor Zhao Ming saat peluncuran produk terbaru mereka Honor X10 minggu ini.

Saat ini, Honor X10 menggunakan chipset dari Huawei HiSilicon Kirin 820 yang dimiliki oleh Huawei. Karena itu, muncul kekhawatiran akan ketidak pastian penggunaan chipset dan prosesor dari produk-produk Honor di masa depan.

Pada hari Kamis (21/5), mengutip Sputnik, majalah elektronik China CNMO, Zhao Ming mengatakan bahwa Honor akan berusaha untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan MediaTek dalam penggunaan chip ponsel mereka di masa depan.

Ia juga mengingatkan bahwa teknologi 5G adalah langkah berikutnya dalam dunia ponsel pintar. Sementara itu, produk-produk dari MediaTek yang pasarnya terbatas, dengan adanya kerjasama ini akan menciptakan kemungkinan perusahaan itu masuk ke pasar ponsel pintar lebih besar.

“Chipset baru juga akan dioptimalkan untuk sistem operasi kustom Honor,” ujar Zhao Ming.

Berita itu muncul setelah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) menghentikan semua pesanan chipset atau prosesor untuk Huawei karena adanya kekhawatiran operasi TSMC di tengah aturan baru yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) dan sanksi-sanksi dari AS untuk China.

Sementara itu, mengutip Sputnik, Semiconductor Manufacturing International Corp yang berbasis di China mulai memproduksi chipset untuk ponsel pintar Huawei Kirin 710A. Produksi chipsen ini bertujuan untuk meningkatkan industri pembuat chipset di China dan mencoba mengalihkan produksi dari TSMC yang mana dulu merupakan pemasok chipset utama untuk ponsel pintar Huawei.

Upaya dari Huawei itu sejalan dengan pemerintah China yang telah membuat program Made in China 2025 dan memberi bantuan stimulus fiskal sebesar US$ 563 miliar.

Pemerintah China sendiri telah berjanji akan memberikan bantuan modal sebesar US$ 1,4 triliyun yang bertujuan agar perusahaan-perusahaan teknologi China bisa memiliki kemandirian dan lepas dari jerat AS.

Dengan bantuan dana dari pemerintah China tersebut, maka akan memungkinkan perusahaan-perusahaan besar China seperti Alibaba Holdings Group, Tencent Holdings, Huawei dan lainnya bisa mengembangkan penelitian jaringan 5G dan 6G, kecerdasan buatan (AI), jaringan energi dan infrastruktur kota pintar di seluruh daratan China dan negara-negara yang bermitra dengan China.

Langkah-langkah selanjutnya dari program pemerintah China itu akan memungkinkan HiSilicon Huawei menggeser perusahaan prosesor dan chipset terbesar AS Qualcomm di pasar daratan China untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Di samping itu, langkah seperti itu juga memungkinkan Huawei untuk kembali merugi seperti yang mereka alami di tahun 2019 akibat larangan-larangan dari AS.

Perkembangan itu terjadi pada Mei tahun lalu setelah pemerintah AS menempatkan Huawei, ZTE dan lebih dari 70 perusahaan teknologi dari China pada daftar hitam. Langkah pemerintah AS itu didasarkan pada klaim keamanan nasional bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dapat digunakan memata-matai AS untuk pemerintah China.

Baik pemerintah China dan Huawei telah berulang kali dan secara tajam membantah tuduhan itu. Para pejabat AS yang mengeluarkan tuduhan itu pun sampai sekarang masih tidak memberikan bukti.