HPN, Presiden Jokowi: Pers Bertugas Menyampaikan Berita yang Benar
Berita Baru, Banjarmasin – Presiden Joko Widodo menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun2020, Sabtu (08/2) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinya berhadaoan dengan pers bukan benci. Namun selalu di hati dan selalu rindu. Ia juga mengatakan bahwa insan pers adalah teman.
“Saya ingin menyampaikan selamat Hari Pers kepada seluruh insan pers Indonesia di mana pun Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara berada,” ucap Presiden awali sambutan.
Menurut Presiden Jokowi, ke manapun dirinya pergi para wartawan selalu mengikutinya bahkan para menteri kadang-kadang enggak ikut.
“Yang mengejar saya sehari-hari, yang menghadang saya doorstop, yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup dan gagap karena enggak siap ditanya sesuatu juga insan pers,” katanya.
Disetiap peringatan HPN, Presiden mengatakan selalu berusaha untuk dapat hadir meskipun mengatur waktu itu sulit.
Presiden Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada insan pers. “Karena dalam 5 tahun terakhir pers secara konsisten telah mewartakan kerja-kerja pemerintah, memberikan dukungan, juga termasuk memberikan masukan dan kritik-kritik, baik yang pedas, setengah pedas, maupun kritik yang biasa,” ungkapnya.
“Pers berperan besar dalam mendorong partisipasi masyarakat dan menjaga situasi bangsa tetap dalam keadaan kondusif,” imbuhya.
Dalam kesempatan itu, Presiden berharap agar pada pilkada tahun ini di 270 daerah, dukungan pers juga bisa lebih dimaksimalkan lagi serta mendukung dalam menghadapi situasi yang tidak normal seperti ancaman Virus Corona saat ini.
Peranan Pers dalam Kehidupan Bernegara
“Peran pers juga sangat dibutuhkan, ikut membantu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat dan tidak menambah kepanikan, apalagi ikut memberikan informasi yang salah,” tutur Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan negara sangat membutuhkan kehadiran pers dalam perspektif yang jernih, berdiri di depan melawan penyakit information disorder (kekacauan informasi) yang sering dilakukan dengan sengaja.
“Memerangi hoaks, ujaran kebencian, semburan fitnah, mengancam kehidupan demokrasi, mewartakan berita baik dan agenda-agenda besar bangsa Indonesia, membangkitkan semangat yang positif yang mendorong produktivitas dan optimisme bangsa,” pungkasnya