Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hari Raya Nyepi
Ilustrasi Hari Raya Nyepi di Bali (Foto: Istimewa)

Hari Raya Nyepi: Sejarah, Upacara, dan Dampak Terhadap Lingkungan



Berita Baru, Jakarta – Hari Raya Nyepi adalah perayaan penting bagi masyarakat Bali, Indonesia. Perayaan ini adalah hari raya keagamaan yang ditandai dengan puasa dan meditasi selama 24 jam. Nyepi dianggap sebagai hari raya tertinggi di Bali, dan merupakan hari raya agama Hindu yang dirayakan oleh sekitar 90% penduduk Bali.

Sejarah Hari Raya Nyepi

Sejarah Hari Raya Nyepi di Bali: Perayaan dan Fakta Menariknya
Sejumlah petugas tengah berjaga dalam suasana Hari Raya Nyepi di Bali (Foto: Detik)

Hari Raya Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Nyepi berasal dari kata “sepi” yang berarti sunyi atau senyap.

Hari Raya Nyepi dimulai pada hitungan Tilem Kesanga (IX) dan merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender śaka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali. Upacara tersebut meliputi Melasti, Tawur Kesanga, Pengerupukan, dan Ngembak Geni.

Pada hari Nyepi, seluruh kegiatan ditiadakan termasuk pelayanan umum seperti Bandar Udara Internasional pun tutup. Umat Hindu menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia dan mendekatkan diri kepada Isa Sang Hyang Widhi Wasa dengan mengevaluasi diri dan meditasi.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).

Dalam memperingati Tahun Baru Saka atau hari raya Nyepi, umat Hindu memiliki empat aturan atau Catur Brata Nyepi yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelunganan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (menahan diri dari kesenangan duniawi).

Di Indonesia, Nyepi ditetapkan sebagai libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983.

Upacara

Khidmatnya Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali
Masyarakat tengah melaksanakan salah satu upacara dalam ritual Hari Raya Nyepi (Foto: Kemenparekraf)

Pada hari ini, umat Hindu melakukan rangkaian acara yang terdiri dari lima ritual, yaitu Melasti, Tawur Kesanga atau Mecaru, Hari Raya Nyepi, Ngembak Geni dan Amati Geni.

Upacara Melasti dilakukan dua hari sebelum Hari Raya Nyepi. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi yang berarti melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Selain itu, upacara Melasti juga bertujuan untuk menyucikan alam manusia (Bhuana Alit) dan alam semesta (Bhuana Agung).

Tawur Kesanga atau Mecaru adalah upacara pengorbanan hewan sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Upacara ini dilakukan pada malam sebelum Hari Raya Nyepi.

Sementara, Ngembak Geni adalah upacara setelah Hari Raya Nyepi. Pada saat ini umat Hindu berkumpul dengan keluarga dan kerabat untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.

Dampak Terhadap Lingkungan

Nyepi 2022: Tol Bali Mandara Tutup Malam Ini, Kapan Dibuka Kembali?
Sejumlah ruas jalan terlihat sepi tanpa ada kendaraan di Bali pada saat Hari Raya Nyepi (Foto: Tirto)

Hari Raya Nyepi memiliki dampak positif pada lingkungan. Data dari lima tahun terakhir menunjukkan bahwa ajaran Nyepi berdampak baik pada lingkungan, mulai dari emisi hingga listrik.

Penelitian di Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro menemukan bahwa fungsi ajaran Nyepi pada lingkungan adalah untuk mengurangi polusi dan memperbaiki kualitas udara. Selama Hari Raya Nyepi, hubungan antara CO dan suhu udara cenderung konsisten dan jelas karena aktivitas manusia yang mengganggu hubungan tersebut tidak ada.

Pemerintah Provinsi Bali telah mengusulkan penelitian ilmiah untuk mengetahui dampak Nyepi terhadap pengurangan pencemaran udara dan penghematan energi. Konsep Nyepi sebagai salah satu upaya penyelamatan lingkungan juga harus diikuti dengan upaya memerangi sampah, memperbanyak tumbuhan, sampai mengembangkan energi terbarukan.

Salah satu budaya di Bali yang dapat menjaga keseimbangan alam adalah Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan umat Hindu di Bali.

Hari Raya Nyepi juga mampu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) di Bali. Pada tahun 2020, rata-rata CO2 yang terbuang ke udara di Bali turun selama Hari Raya Nyepi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan pengukuran polutan partikulat di udara selama Hari Raya Nyepi 2022 dan menunjukkan penurunan konsentrasi polusi dibandingkan dengan situasi sehari-hari