Hari Keempat Pencarian, Tim Penyelamat Temukan 27 Jenazah Korban Tanah Longsor India
Berita Baru, New Delhi – Di hari keempat pencarian, tim penyelamat temukan 27 jenazah korban tanah longsor India yang dipicu oleh hujan muson di sebuah desa di India bagian barat.
Hal tersebut disampaikan oleh pejabat setempat, Raigad Yogesh Mhase kepada kantor berita AFP pada Minggu (23/7).
“Sejauh ini kami telah menghitung 27 jenazah, dan sekitar 50 hingga 60 orang masih hilang, namun ada banyak tantangan dalam operasi penyelamatan di lokasi tersebut,” katanya.
Tujuh puluh delapan orang masih belum ditemukan sejak longsor terjadi di desa Irshalwadi pada Rabu (19/7) malam di distrik Raigadh, hampir 80 km (50 mil) dari Mumbai, ibu kota negara bagian Maharashtra.
Paling tidak 17 dari 48 rumah di desa tersebut sepenuhnya atau sebagian tertimbun di bawah puing-puing, kata para pejabat.
Lokasi di puncak bukit dan medan yang sulit menghambat upaya penyelamatan.
“Kami menghadapi tantangan besar karena tidak dapat membawa peralatan berat, itulah sebabnya semua dilakukan secara manual. Penyelamat sebagian besar menggunakan batang dan sekop,” kata Pramod Kumar Singh dari National Disaster Response Force (NDRF) kepada media lokal ANI.
Dari dasar bukit, diperlukan sekitar 90 menit untuk mencapai Irshalwadi dengan berjalan kaki.
Hujan dan ancaman longsor lebih lanjut menyebabkan operasi penyelamatan ditangguhkan selama malam, kata badan penyelamat.
Jenazah termasuk empat anak-anak, menurut kantor berita Press Trust of India, yang menambahkan bahwa 75 orang telah diselamatkan. Empat orang dirawat di rumah sakit.
Departemen cuaca India menetapkan status peringatan bagi Maharashtra ketika negara bagian tersebut diterjang oleh hujan yang tak henti-hentinya selama seminggu terakhir.
Pelayanan kereta lokal terganggu di beberapa tempat, dengan air mengalir ke dalam stasiun dan menutupi jalur, laporan media.
Hujan musim monsun telah menewaskan lebih dari 100 orang di India bagian utara selama tiga minggu terakhir, karena curah hujan menyebabkan keruntuhan jalan dan runtuhnya rumah.
India secara rutin mengalami banjir parah selama musim monsun, yang berlangsung antara Juni dan September dan membawa sebagian besar curah hujan tahunan Asia Selatan.
Hujan tersebut sangat penting bagi tanaman yang bergantung pada air hujan yang ditanam selama musim tersebut, namun sering menyebabkan kerusakan yang luas.
Para ilmuwan mengatakan bahwa musim monsun semakin tidak menentu akibat perubahan iklim, menyebabkan longsor dan banjir kilat yang sering terjadi di wilayah Himalaya utara India.