Gelombang Demonstrasi Indonesia Gelap Bukti Pemerintahan Prabowo Tak Baik-Baik Saja
Beritabaru.co – Gelombang demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap terjadi di berbagai daerah, termasuk Jakarta, sejak Senin (17/2) hingga Jumat (21/2). Ribuan demonstran turun ke jalan, menggeruduk kantor DPRD hingga kawasan Patung Kuda, yang berdekatan dengan Istana Negara.
Demonstrasi Indonesia Gelap ini dipicu oleh kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto, yang turut memangkas pos penting seperti pendidikan. Program Makan Bergizi Gratis yang melibatkan TNI dan Polri juga menuai kritik tajam dari massa aksi. Mereka menilai kebijakan ini menghidupkan kembali dwi fungsi ABRI.
Tak hanya itu, demonstrasi Indonesia Gelap juga menyoroti tindakan kepolisian yang memeriksa band punk asal Purbalingga akibat lagu “Bayar, bayar, bayar.” Massa aksi menilai tindakan tersebut merupakan bentuk pembungkaman ekspresi dalam seni.
Demonstrasi Indonesia Gelap Jadi Bentuk Kekecewaan Publik
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyatakan bahwa demonstrasi Indonesia Gelap terjadi karena masyarakat keberatan dengan berbagai kebijakan kontroversial Prabowo.
“Tentu, dan sepertinya Prabowo mengikuti benar pola kekuasaan Jokowi, abai terhadap aspirasi publik,” kata Dedi.
Menurutnya, pemotongan anggaran pendidikan adalah langkah yang tidak rasional, mengingat alokasi sebelumnya pun belum optimal dalam memajukan sektor pendidikan di Indonesia.
Pemerintah Diminta Merespons Demonstrasi Indonesia Gelap dengan Bijak
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa narasi Indonesia Gelap yang digaungkan dalam demonstrasi tidak mencerminkan kondisi nyata.
“Inilah kebebasan berekspresi, tapi tolong jangan membelokkan fakta. Enggak ada Indonesia gelap,” kata Prasetyo.
Meski demikian, para pengamat politik menilai bahwa demonstrasi Indonesia Gelap bisa terus berkembang jika pemerintah tidak segera merespons keresahan publik dengan kebijakan yang lebih transparan dan berpihak pada masyarakat.