Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Gelar Protes Anti-Minyak, 40 Aktivis Lingkungan Norwegia Ditangkap

Gelar Protes Anti-Minyak, 40 Aktivis Lingkungan Norwegia Ditangkap



Berita Baru, Internasional – Aktivis lingkungan Norwegia melakukan aksi anti-minyak pada Senin (22/9), di cabang minyak Norwegia untuk menghentikan eksplorasi minyak dan gas alam, sebanyak 40 orang ditangkap dalam serangkaian aksi tersebut.

Sebagai salah satu pengekspor energi terkemuka dunia, Norwegia mencakup 2 persen permintaan minyak dunia dan 3 persen permintaan global dan gas alam, yang telah memungkinkan negara itu membangun dana kekayaan kedaulatan terbesar di dunia senilai lebih dari $ 1 triliun.

Seperti dilansir dari Sputnik News, protes dilatarbelakangi oleh perusahaan Wintershall DEA, yang mengumumkan untuk menyewa rig pengeboran dari perusahaan Norwegia Odfjell Drilling untuk eksplorasi minyak lebih lanjut di Laut Norwegia dan bagian utara Laut Utara. Hal tersebut mendapat tekanan dari kalangan para aktivis lingkungan untuk menghentikan ekplorasi minyak berlebihan dan menganggap pemerintah gagal dalam mengatasi krisis iklim yang melanda.

Sebanyak 40 aktivis lingkungan yang mewakili organisasi terkenal, Extinction Rebellion, ditangkap setelah serangkaian protes

Extinction Rebellion, atau popular dengan XR adalah organisasi lingkungan global menyerupai Greenpeace dengan gerakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan. Tujuannya mendesak pemerintah untuk menghindari kehancuran ekologis buatan manusia. XR didirikan pada 2018 di Inggris Raya, dan telah menyebar ke sebagian besar dunia Barat.

Dengan membawa spanduk para demonstran memblokade Jalan Karl Johan, salah satu arteri utama Oslo, kemudian berkumpul di luar kantor kementerian pemerintah.

Bertuliskan “Zaman Minyak Sudah Berakhir”, “memulai kembali hijau”, para demosntran menuntut pemerintah menghentikan eksplorasi minyak lebih lanjut untuk menyelamatkan bumi.

Rangkaian demonstrasi lainnya juga terjadi di luar Kementerian Perdagangan dan Perikanan. Para aktivis mengenakan kostum ikan dan menempelkan tangan mereka ke dinding, menuntut pemerintah untuk mengakui “pemanasan global dan kerusakan biosfer”.

Para aktivis kemudian mengikat diri mereka sendiri dan tidak melakukan perlawanan ketika polisi berusaha untuk mengeluarkan mereka. Namun, ada salah satu aksi yang menarik perhatian, yaitu seorang wanita muda yang berlutut dengan tubuh telanjang disiram cairan hitam kental menyerupai minyak oleh seorang rekan demonstran yang mengenakan setelan jas.

“Saya ingin menunjukkan kerentanan umat manusia dengan telanjang. Kami rentan terhadap krisis iklim yang kami hadapi,” kata Sara van der Moer (31) kepada penyiar nasional NRK. Menurutnya, petisi tidak berhasil, jadi dia memutuskan untuk menggunakan tubuhnya sebagai simbol yang lebih kuat.

Sementara salah seorang demonstran lainnya, Dag Kolstø, menjelaskan pesan mereka dengan sederhana. “Sudah cukup. Pemerintah harus menghentikan industri minyak. Kami akan terus membuat gangguan sampai mereka menghentikan industri minyak,” kata Kolstø kepada penyiar nasional NRK.

Gesekan antara para aktivis lingkungan dan aktivitas industri bahan bakar fosil Norwegia telah lama memanas, di mana minyak dan gas merupakan komoditas terpenting dalam perekonomian negara itu. Para pejabat membuat argument tandingan dengan mengatakan bahwa tanpa industri minyak, ekonomi Norwegia tidak akan mampu memberikan masa depan layak bagi penduduknya.

Stefan Heggelund, seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa, menyebut para pengunjuk rasa sebagai ‘massa manja’, dengan alasan bahwa mereka melakukan gerakan iklim yang lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan.

“Anda tidak mendapatkan banyak simpati untuk iklim dengan ini,” kata Heggelund kepada NRK.