Gelar FGD, Diskominfo Gresik Bahas Ranperda LPPL Radio Suara Gresik
Berita Baru, Gresik – Dinas Kominfo (Diskominfo) Gresik menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Ranperda LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) Radio Suara Gresik” di Hotel Horisson GKB Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kamis (18/2).
Salah satu poin yang dibahas dalam FGD tersebut diantaranya Radio Suara Gresik (RSG) harus bisa menjadi instrumen yang dapat memberikan ruang informasi imbal balik dan edukasi mencerdaskan antara Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat untuk kemajuan Kabupaten Gresik di era Gresik Baru.
FGD ini menghadirkan narasumber Direktur LPPL Radio Suara Sidoarjo Aries Widojoko, Anggota Komisi III DPRD Gresik Moch. Syafi’ A. M. (Fraksi PKB), dan Muhammad Yunus (Fraksi Amanat Pembangunan), dengan dimoderatori Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG) M. Syuhud Almanfaluty.
Dalam paparannya, Aries Widojoko menyampaikan, radio didirikan sebagai instrumen publik untuk saluran informasi. Peran radia tak hanya untuk menginformasikan tentang program-program pemerintah, melainkan juga memberikan kontrol melalui kritik. Terlebih, radio milik pemerintah yang aset dan pendanaannya dari pemerintah.
“Radio itu didirikan untuk semua masyarakat. Untuk wadah masyarakat menerima dan menyuarakan informasi. Jadi, tak hanya informasi-informasi yang baik saja, tapi informasi yang sifatnya mengkritik itu juga harus. Semua untuk informasi imbal balik untuk kemajuan suatu daerah,” ujar Aris yang pernah menjadi penyiar di Radio Suara Surabaya itu.
Dia mencontohkan radio milik pemerintah, RRI, yang berani memberikan kritik kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang bersifat konstruktif.
“RRI berani mengkritik negara, berani mengkritik pemerintah, padahal yang membiayai pemerintah. Tapi untuk kebaikan,” ungkap Direktur Eksekutif Persatuan Radio TV Publik Daerah Indonesia ini.
“Makanya, RSG harus berani melakukan hal serupa, berani memberikan ruang publik (pemirsa) untuk mengkritik pemerintah demi kemajuan daerah. Sebaliknya, RSG juga harus berani tampil memberikan informasi kebijakan pemerintah agar diketahui publik. Tak perlu ditutup-tutupi, semua demi kebaikan dan kemajuan daerah,” sambungnya.
Aries optimis, radio tak akan ditinggalkan pendengarnya. Asalkan, pengelola radio bisa mengikuti perkembangan era digital yang ada, dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemirsa (masyarakat) dengan cepat.
“Makanya, RSG harus bisa membuat inovasi, lompatan program (segmen) sesuai yang dibutuhkan masyarakat. Harus bisa suguhkan penyiaran cerdas, mendidik, dan dibutuhkan pemirsa,” paparnya.
“Oleh karena itu, dibutuhkan kejelian dan kepekaan pengelola radio untuk menangkap informasi yang dibutuhkan oleh pemirsa. Radio itu ibaratnya harus bisa menjadi stasiun kereta api (KA) yang bisa dilewati semua KA. Artinya apa, radio harus bisa jadi instrumen yang bisa mewadahi kebutuhan pemirsa. Sebab, antara pemirsa satu dan lain kebutuhan informasi berbeda, baik yang milenial, orang tua, ibu-ibu atau bapak, dan seterusnya, ibaratnya ada yang suka dangdut, campursari, pengajian, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Semua harus dikelola dengan apik untuk disuguhkan dan memberikan yang terbaik untuk pemirsanya,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Aries mengapresiasi RSG yang dikelola Diskominfo Gresik. Sebab, baru umur setahun namun pemirsa atau followers seperti di YouTube sudah cukup banyak.
“Radio Suara Sidoarjo saja kalah. Ini tak lepas dari inovasi, dan terobosan yang dilakukan oleh Diskominfo Gresik dan selalu mau belajar,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Moch. Syafi’ juga mengapresiasi keberhasilan Diskominfo Gresik di bawah kepemimpinan Budi Rahardjo dalam mengelola RSG. Terbukti meski baru satu tahun berdiri, namun RSG telah mengalami perkembangan cukup pesat.
“Makanya, kami di DPRD sesuai dengan kewenangan kami politik anggaran siap mem-back up kebutuhan anggaran yang dibutuhkan,” katanya.
“Cuma yang jadi persoalan nanti, ketika RSG di bawah kepemimpinan Budi Rahardjo sudah baik dan maju, apa ada jaminan tak akan dipindah (mutasi). Sehingga, dikhawatirkan penerusnya tak bisa mempertahankan program-program yang telah jalan,” cetusnya.
Sebagai legislator, Syafi juga menyatakan siap mengawal Ranperda LPPL Radio Suara Gresik.
“Soal nanti naungan RSG ini UPT atau BUMD, kami yang akan menggodoknya,” jelasnya.
“Cuma saran dan masukan saya, karena radio itu di desa-desa masih jadi hiburan, maka harus bisa mewadahi keinginan pemirsa. Dan, terus memperluas jaringan jangkauan, sehingga semua masyarakat Gresik yang berada di 18 kecamatan bisa terkover informasi yang disiarkan, baik program pemerintah maupun informasi lain,” imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan Muhammad Yunus. Dirinya siap mengawal anggaran yang dibutuhkan RSG dan Ranperda LPPL.
“Nanti bisa studi banding ke Kota Bandung. Bagus di sana. Kami sangat men-support,” katanya.
Dalam FGD tersebut banyak masukan dari para peserta, baik online maupun offline. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Gresik K.H. Zainal Abidin misalnya, mengusulkan agar RSG bisa melebarkan jangkauan segmen, misal pondok pesantren (ponpes). Sebab, Gresik sangat banyak pesantren dan santri.
“Terima kasih RSG sudah ada segmen untuk DMI. Ini luar biasa manfaatnya untuk syiar Islam. Ke depan harus diperluas, seperti pesantren dan komunitas lain,” sarannya.
Perihal serupa juga diusulkan oleh sejumlah OPD yang menjadi peserta FGD itu, seperti dari perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dia minta agar RSG ada segmen untuk program-program kesehatan melalui dinas kesehatan, sehingga masyarakat menjadi paham.
Sementara itu, Budi Rahardjo menyampaikan bahwa saat ini RSG belum bisa menjangkau ke semua wilayah di Kabupaten Gresik.
“Untuk wilayah Gresik Utara sudah bisa menjangkau sampai Panceng. Wilayah tengah, bisa sampai Kabupaten Lamongan. Di daerah-daerah tersebut tangkapan RSG jernih,” ungkapnya.
Namun, di wilayah Gresik Selatan seperti di Kecamatan Menganti, Balongpanggang, dan sekitarnya, sudah banyak terganggu dengan radio lain, sehingga kurang jelas didengar.
“Ke depan kami akan terus lakukan perbaikan, sehingga jangkauan RSG makin luas,” pungkasnya.