Garuda Indonesia Rugi Rp1,14 Triliun pada Semester I/2023
Berita Baru, Jakarta – Emiten maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih meraih rugi bersih sebesar US$76,5 juta atau sekitar Rp1,14 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS) pada semester I tahun 2023.
Meskipun begitu, perseroan mencatatkan peningkatan pendapatan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), GIAA mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$76,5 juta, berbanding terbalik dengan periode sama pada 2022 yang berhasil mencetak laba sebesar US$3,76 miliar.
Pendapatan Garuda juga mengalami peningkatan yang mencolok sebesar 58,84 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$1,39 miliar atau sekitar Rp20,93 triliun, dibandingkan dengan semester I/2022 yang hanya mencapai US$878,69 juta.
Peningkatan ini didorong oleh pendapatan dari berbagai segmen, termasuk penerbangan berjadwal sebesar US$1,10 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$142,45 juta, dan pendapatan lainnya sebesar US$151,37 juta.
Meski demikian, beban usaha GIAA juga mengalami peningkatan tipis sebesar 4,06 persen yoy menjadi US$1,26 miliar, dibanding periode tahun sebelumnya sebesar US$1,21 miliar. Beban tersebut termasuk beban operasional penerbangan, pemeliharaan, bandara, dan lain-lain.