Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Fakta Ilmu Spiritual yang Disembunyikan Para Elite Dunia dari Kita
Foto : Berita Baru, Jakarta –

Fakta Ilmu Spiritual yang Disembunyikan Para Elite Dunia dari Kita



Berita Baru, Jakarta – Perkumpulan rahasia, seperti Illuminati, Freemason, Bohemian Grove, Skull and Bones, dan masih banyak lagi, kerap menggunakan upacara inisiasi untuk “melantik” anggotanya. Baik anggota baru maupun anggota yang mau naik level.

Menariknya, perkumpulan rahasia ini sekarang seolah jauh dari kesan mistis. Seperti Freemason yang sekarang lebih terkenal sebagai perkumpulan atau organisasi tempat para intelektualis berjejaring.

Bagi yang tak suka konspirasi, pasti akan menganggap Freemason hanyalah sebuah perkumpulan biasa. Toh keberadaan mereka justru dinilai positif karena telah berhasil menelurkan karya-karya arsitektur memukau dan melahirkan banyak tokoh-tokoh politik terkemuka.

Tapi ketika saya membaca buku “Sejarah Dunia yang Disembunyikan” yang ditulis oleh Jonathan Black, semua akan menjadi berbeda. Perkumpulan rahasia ternyata lebih dari sekedar organisasi tempat ngumpulnya orang-orang pintar dan berpengaruh.

Jonathan Black menghabiskan 20 tahun waktunya untuk meriset soal kelompok rahasia ini. Dia memang tidak menyebutkan spesifik siapa saja kelompok rahasia yang dimaksud.

Tapi yang jelas, sistem kelompok rahasia ini ternyata sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Jika sekarang disebut sebagai kelompok rahasia (secret society), maka di zaman Mesir Kuno kerap disebut sebagai “Sekolah Misteri”.

Ini adalah sekolah rahasia tempat berkumpulnya para politikus, cendekiawan Mesir, para tukang sihir, dan orang-orang berpengaruh lainnya. Masih ingat dong ya di era peradaban Mesir Kuno, yang terkenal dengan “Firaun”-nya, tukang sihir memegang pengaruh penting dalam politik dan pemerintahan.

Ajaran Sekolah Misteri sangat rahasia. Dan siapapun yang menjadi anggotanya dilarang untuk membocorkan ilmu-ilmu spiritual yang diajarkan kepada anggotanya. Ilmu mereka kebanyakan diajarkan secara lisan, dan langsung dipraktekkan untuk menjaga kerahasiaannya.

Ilmu ini sampai sekarang, menurut penelitian Jonathan Black, masih diajarkan kepada anggota kelompok rahasia untuk membuka kekuatan supranatural mereka dan membuka mata mereka akan rahasia-rahasia dunia yang sesungguhnya.

Jika saya berbicara tentang ilmu ini ke seorang pendeta agama Kristen, beliau bilang sebenarnya ini adalah ilmu dasar dari setiap agama di dunia. Tapi kebanyakan dari kita belajar agama dari sekolah kan? Dan mirisnya, kurikulum sekolah tidak begitu mengajarkan ilmu ini.

Padahal jika saya lihat, ilmu spiritual ini sangat bagus. Dengan memahami dan mempraktekkan ilmu ini, kita bisa menjadi manusia yang lebih berwawasan luas, lebih bijaksana, lebih cerdas, lebih memahami dan mengenal Tuhan, dan lebih “sadar” akan keberadaan diri kita sendiri di dunia.

Kalau di ajaran Hindu, manusia yang mempraktekkan ilmu ini bisa mencapai “moksa” alias “sakti”. Tentunya sakti dalam porsi masing-masing manusia. Ada yang jadi makin bijak, makin cerdas, makin kuat, dan yang pasti … makin sadar tentang semesta dan diri sendiri.

Menurut ajaran spiritual secret society, alam semesta ini adalah hasil pemikiran Tuhan. Tuhan menciptakan alam terlebih dahulu, meliputi langit, bumi, dan lautan. Lalu ditumbuhkanlah tumbuhan dan jadilah hewan-hewan di permukaan bumi.

Baru kemudian muncullah manusia yang dikaruniai kemampuan berpikir dan merasa.

Dalam diri manusia, Tuhan telah mengaruniai sebuah organ yang sebenarnya dapat menghubungkan setiap manusia berikut pemikirannya dengan alam spiritual.

Organ ini disebut kelenjar pineal, kelenjar kecil seukuran kacang almond yang terletak di dalam otak.

Kelenjar inilah yang sebenarnya menghubungkan manusia secara spiritual dengan Tuhan dan alam semesta.

Jika kita mendapatkan firasat, kelenjar pineal akan bergetar dan menyebabkan terbukanya “Mata Ketiga”. Dalam kepercayaan Hindu dan beberapa kepercayaan kuno lainnya, termasuk ajaran spiritual dalam Sekolah Misteri, Mata Ketiga adalah sebuah cakra yang terletak di antara kedua alis manusia sebelah atas.

Ketika Mata Ketiga manusia terbuka, maka gerbang manusia menuju kondisi spiritualitas lebih tinggi akan ikut terbuka.

Karena itu kelenjar pineal sering disebut sebagai organ wawasan dari semesta yang lebih tinggi, sebuah jendela terbuka pada kecemerlangan dan keajaiban tingkat spiritual. Jendela ini bisa dibuka secara sistematis dengan bermeditasi dan praktik tertentu yang memberikan peningkatan “penglihatan”.

Mata Ketiga juga sering disebut sebagai mata spiritual. Sebuah organ bioplasmik yang berfungsi untuk memahami apa yang terjadi di semesta secara spiritual. Tidak semua hal bisa kita nalar dengan panca indera sehari-hari. Banyak hal yang bisa kita ketahui ketika Mata Ketiga lebih terbuka.

Jika Mata Ketiga manusia terbuka, manusia akan lebih bisa memahami apapun yang terjadi dalam semesta ini secara sadar. Manusia akan lebih cerdas, lebih bijak, lebih arif dalam menyikapi segala sesuatu, lebih tajam intuisinya, dan tentu saja lebih terkoneksi dengan Tuhan dan alam semesta. Tuhan berbicara dengan manusia melalui firasat atau intuisi.

Manusia, bumi, hewan, tumbuhan, air, angin, api, angkasa, dan makhluk astral adalah satu kesatuan di dalam semesta bersama Tuhan. Manusia ini ada bersama Tuhan, satu kesatuan. Jika Mata Ketiga kalian terbuka, kalian akan memahami istilah ini.

Tapi sistem pendidikan zaman sekarang, sangat minim membuka gerbang spiritualitas manusia. Malah hampir tidak ada. Pelajaran agama di sekolah pun cuma diajarkan kalau Tuhan itu satu. Tapi Tuhan itu di mana dan bagaimana kita berkomunikasi dengan Tuhan, siapa kita sebenarnya sebagai makhluk Tuhan, dan apa tugas dan fungsi masing-masing manusia di semesta tak pernah dijelaskan, apalagi diajarkan.

Kita ditutup oleh satu ajaran bahwa Tuhan itu satu dan Tuhan tidak bisa kita kenali pakai panca indra. Yah memang tidak bisa, untuk mengenali Tuhan harus menggunakan jalur spiritualitas. Harus dengan membuka Mata Ketiga manusia. Resikonya, jika Mata Ketiga manusia terbuka, manusia akan lebih cerdas dan bijaksana. Ini tentunya tak diinginkan oleh para elit. Manusia yang cerdas, tidak bisa disetir.

Maka dibuatlah kecerdasan yang sebenarnya “kurang cerdas”. Yakni kecerdasan yang hanya sebatas kurikulum dan kajian ilmiah di sekolah dan perguruan tinggi. 1+1 = 2. 2+2 = 4. 4×4 = 16.

Selama segala sesuatu tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, tidak bisa dihitung pakai rumus matematika, fisika, dan kimia, maka dianggap hanya mistis yang terbelakang.

Selama segala sesuatu tidak bisa dibuktikan di meja laboratorium, maka dianggap mistis yang sudah ketinggalan jaman. “Hari gini, manusia sudah ke bulan, masih percaya mistis?” >> Ini aja deh yang dijadikan tameng.

Padahal dunia ini tak hanya sebatas yang ada di dalam rumus matematika, fisika, kimia, dan laboratorium(*)

AnalisLia Lestari