Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ethiopia: Sekitar 600.000 Orang Tewas dalam Konflik Bersenjata di Tigray

Ethiopia: Sekitar 600.000 Orang Tewas dalam Konflik Bersenjata di Tigray



Berita Baru, Internasional – Sekitar 600.000 orang diperkirakan telah tewas selama konflik bersenjata antara pasukan pemerintah Ethiopia dan pemberontak di wilayah Tigray yang bergejolak, kata Mantan Presiden Nigeria dan mediator utama Uni Afrika dalam pembicaraan damai, Olusegun Obasanjo, kepada Financial Times pada Minggu (15/1).

“Jumlah orang yang tewas sekitar 600.000,” katanya.

Pejabat Ethiopia mengatakan pada 2 November 2022, ketika perjanjian damai ditandatangani, itu artinya menghentikan “1.000 kematian setiap hari,” kenang Obasanjo.

Tim Vanden Bempt, anggota kelompok penelitian yang menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan selama konflik Tigray, mengatakan bahwa perkiraan ini mungkin “kira-kira benar”.

“Berdasarkan laporan dari lapangan, jumlah korban tewas bisa berkisar antara 300.000 dan 400.000 korban sipil saja – ini akibat kekejaman, kelaparan, dan kurangnya perawatan kesehatan,” katanya, seraya menambahkan bahwa sebanyak 200.000-300.000 orang tewas di medan perang, menurut angka tidak resmi.

Namun, beberapa pejabat Ethiopia menyebutkan jumlah total korban, baik warga sipil maupun medan perang, antara 80.000-100.000, kata surat kabar itu.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Ethiopia telah berjuang dengan konflik internal yang keras sejak November 2020, ketika pemerintah pusat menuduh pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) menyerang pangkalan militernya dan melancarkan operasi antiteroris di wilayah tersebut. Pada Juni 2021, pemberontak merebut kota Mek’ele, pusat wilayah administrasi dan pemerintah mengumumkan gencatan senjata tanpa syarat. Namun, pemberontak melancarkan serangan baru segera setelah itu dan menguasai bagian selatan Tigray dan wilayah tetangga Amhara.

Gencatan senjata baru dicapai pada Maret 2022, ketika otoritas Ethiopia mengumumkan pemberlakuan gencatan senjata kemanusiaan tanpa batas untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Tigray. Setelah jeda lima bulan, permusuhan dilanjutkan pada bulan Agustus.

Pada awal November 2022, pemerintah Ethiopia dan pemberontak Tigray menandatangani perjanjian gencatan senjata baru, yang mengatur perlucutan senjata pasukan TPLF dalam beberapa minggu. Hal ini ditunjukkan dengan pemulihan koneksi Internet dan telekomunikasi di wilayah tersebut serta dimulainya kembali operasi bank dan pasokan bantuan kemanusiaan dibahas selama pembicaraan di antara isu-isu lainnya.