Erdogan Akan Menghukum Pelanggar Gencatan Senjata Idlib
Berita Baru, Internasional – Sebagai sekutu penting militer Suriah, Rusia menjadi perantara gencatan senjata dengan Turki setelah eskalasi selama seminggu di provinsi Idlib. Beberapa hari kemudian, Presiden Turki Erdogan menuduh Suriah melanggar kesepakatan.
Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menyerang dengan “lebih berat” terhadap Suriah dibanding serangan sebelumnya. Ancaman itu ia keluarkan setelah menuduh pemerintah Suriah melanggar gencatan senjata yang baru saja dinegosiasikan.
Berbicara kepada anggota parlemen di Parliament pada hari Rabu, presiden Turki mengklaim bahwa pelanggaran gencatan senjata kecil telah dimulai di Idlib. Dan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan keamanan 12 pos pengamatan Turki di daerah tersebut.
Komentar itu menggemakan janji Erdogan pada akhir pekan lalu untuk secara sepihak menindak mereka yang dianggap telah melanggar kesepakatan.
Pekan lalu, Rusia menjadi perantara gencatan senjata antara Suriah dan Turki. Gencatan senjata itu kemudian mengakhiri pertempuran berminggu-minggu di Idlib.
Sudah sembilan tahun perang brutal pecah di Suriah, terutama Idlib. Wilayah di barat laut negara Suriah itu, kini tetap menjadi provinsi besar terakhir yang dipegang oleh gerilyawan penentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Kekuatan utama yang mengendalikan Idlib adalah Hayat Tahrir al-Sham, cabang Hurras al-Din, koalisi pemberontak Nasional yang didukung Turki, Front Pembebasan Nasional Turki, dan Partai Islam Turkistan Uyghur. Hayat Tahrir al-Sham juga dikenal sebagai aliansi jihadis yang sebelumnya berafiliasi dengan Al-Qaeda dan melakukan kerjasama dengan sebuah organisasi teroris di Rusia
Pasukan Suriah telah berusaha untuk merebut kembali provinsi yang bergolak sejak pertengahan Desember 2019. Militer Turki, yang mengoperasikan 12 pos pengamatan di Idlib untuk memantau perjanjian de-eskalasi 2018 yang rapuh, turun tangan pada awal Februari untuk mendorong kembali pasukan Suriah.
Sejak saat itu, Turki dan Suriah ‘berlomba-lomba’ untuk melakukan tembakan artileri sehingga menyebabkan puluhan korban meniggal di kedua belah pihak. Gencatan senjata baru, yang berlaku sejak 5 Maret, menetapkan koridor aman 6 km di sepanjang jalan raya penting M5. Koridor aman itu menghubungkan Latakia dan Aleppo. Genjatan senjata yang baru juga menyerukan patroli gabungan Turki-Rusia di sepanjang jalan raya mulai 15 Maret. Turki juga berkomitmen untuk menarik senjata berat dari pos pengamatannya di Idlib.
Militer Rusia melaporkan pada hari Selasa (10/3) bahwa gencatan senjata yang baru telah mengurangi saling-tembak kedua belah pihak di Idlib, meskipun masih ada peluncuran rudal dari pihak Hayat Tahrir al-Sham dan Turkestan Islamic Party. Penasihat Al-Assad Bouthaina Shaaban pada hari Selasa (10/3) mengatakan bahwa Suriah telah melakukan beberapa pelanggaran terkait gencatan senjata Idlib baru-baru ini di Turki.
Sumber | Sputnik News |