Empat Pusat Studi Gender Aceh Gelar Seminar Nasional
Berita Baru, Banda Aceh – Gabungan empat pusat studi gender di Aceh menggelar Seminar Nasional di Aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, pada Jumat (06/3).
Keempat pusat studi gender tersebut adalah Pusat Studi Gender Aceh (PSGA), Pusat Studi Wanita (PSW), Badan Edukasi Sosial Tarbiyah (BEST) , dan Dharma Wanita Persatuan UIN Ar-Raniry.
Acara yang bertajuk “Parenting dan Ketahanan Keluarga di Era Milenial” tersebut di ikuti oleh masyarakat umum, unsur civitas akademika, LSM, Aktivis dan mahasiswa.
Prof. .Dr. Hj.Mufidah, Ch., M.Ag. yang menjadi pemateri pada acara tersebut menyampaikan bahwa Isu parenting dalam membina rumah tangga di era 4.0 sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya.
Dalam hal mengasuh anak, Prof. Mufidah mengatakan ada empat pola yang harus dijalankan, yaitu Curiosity yaitu rasa ingin tahu, collaboration atau berkolaborasim Critikal Thinking atau berfikir yang mendalam, dan Creation yaitu berkreasi.
Sementara itu, Prof. Dr. H.Alyasa Abubakar, MA dalam makalahnya menyampaikan konsp sakinah dalam membina keluarga.
Menurutnya, sangat banyak orang yang ingin membangun keluarga yang sakinah, namun banyak juga yang gagal. Hal itu, menurut Prof. Alyasa disebabkan oleh gagalnya dalam memahami konsep tanggung jawab dalam keluarga
“Kemampuan untuk mengembang diri serta keluarga membangun keluarga sejahtera lahir dan batin, serta harus dengan selalu dengan cara modern mendidik anak, pasalnya dia hidup di zamannya.” Jelasnya.
Konsep sakinah, menurut Prof. Alyasa masih abstrak, oleh karena demikian kita harus mencari referensi yang beragam guna menyatukan pemahaman tersebut.
“Yang paling penting yang harus kita bawahi cara membangun rumah tangga menurut konsep fiqih wajib memiliki kesetiaan serta keimanan , hak dan tanggung jawab, pengorbanan serta amanah,” tambahnya.
Penyampaian materi terakhir disampaikan oleh Dr. Nasriyah.MA.. Dalam pemaparannya itu menceritakan fenomena pola asuh anak dalam masyarakat, khususnya di Aceh.
Dr. Nasriyah menyampaikan bahwa dalam mengasuh anak, orang tua mempunyai tugas membangun komunikasi yang efektif terhadap anak.
“Komunikasi membawa perubahan sikap dalam menjaga kefitrahan anak dan harus ada pembelajaran dalam setiap didikan yang diberikan,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Nasriyah juga menekankan orang tua harus mempunyai bahasa yang santun dengan tidak mengeluarkan kata-kata yang berujung efek negatif.
“Terakhir, saya juga ingin menekankan jangan ada perbandingan antara anak A dengan Anak B serta semua rumusan itu wajib kita tanamkan sifat kesabaran dalam mengasuh sang Anak,” jelasnya.