Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Empat Arahan Bappenas Kepada Pimpinan WFP Indonesia
Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menerima Direktur World Programme Food (WPF) Indonesia Jennifer Kim Rosenzweig, Jakarta, Selasa (4/4). (Foto: Instagram @suharsomonoarfa)

Empat Arahan Bappenas Kepada Pimpinan WFP Indonesia



Berita Baru, Jakarta – Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memberikan empat arahan kepada pimpinan World Food Programme (WFP) Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi pimpinan World Food Programme Indonesia. Sebagaimana diungkap dalam keterangan Instagram resminya @suharsomonoarfa, Selasa (4/4).

“Pertama, dalam perumusan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029, saya menyarankan agar WFP Indonesia memberikan kontribusi masukan substansi terhadap perumusan substansi dan proyeksi jangka menengah-panjang tersebut,” tulis Suharso, dikutip Jumat (7/4).

Arahan kedua, ia meminta agar WFP Indonesia memfasilitasi perumusan Tim Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga untuk mempermudah koordinasi dan pelaksanaan Country Strategy Plan (CSP) 2021-2025,.

Arahan selanjutnya, ia berharap WFP Indonesia berkontribusi nyata dalam pencapaian target-target nasional, yakni mengatasi sejumlah isu pembangunan seperti kerawanan pangan, stunting dan malnutrisi yang masih memerlukan upaya percepatan.

“Keempat, agar WFP Indonesia mendukung kerjasama dalam pembangunan internasional,” katanya.

Menurut Suharso, selain melakukan audiensi, kunjungan tersebut juga merupakan momentum serah terima dokumen kerjasama antara WFP Indonesia dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

“Dokumen kerjasama tersebut dinamakan Country Strategy Plan,” ucap Menteri Bappenas.

Disebutkan Suharso, dalam dokumen tersebut yang berisikan kesepakatan kerjasama sejak 2021-2025, terdapat tiga area fokus. Pertama, peningkatan kapasitas untuk mengurangi kerawanan pangan dan malnutrisi.

Area kedua yaitu peningkatan kapasitas untuk mengurangi dampak bencana dan perubahan iklim terhadap ketahanan pangan dan gizi.

“Terakhir ialah peningkatan kapasitas nasional untuk merancang dan melaksanakan program akses dan promosi perilaku positif terkait pola makan sehat, pencegahan stunting, dan kekurangan gizi lainnya,” ujar Suharso.