Ekonomi Jerman Alami Kontraksi Tipis Akibat Penurunan Investasi dan Konstruksi
Berita Baru, Berlin – Ekonomi Jerman mencatatkan kontraksi tipis pada kuartal kedua (Q2) tahun ini, menurut data baru yang dirilis pada Selasa (27/8/2024). Hal ini utamanya disebabkan oleh penurunan investasi dan penurunan dalam industri konstruksi, kata kantor statistik resmi negara tersebut.
Produk domestik bruto (PDB) perekonomian terbesar di Eropa itu turun 0,1 persen pada Q2 dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, yang mengonfirmasi data awal. “Setelah kenaikan tipis pada kuartal sebelumnya, ekonomi Jerman kembali melambat pada musim semi,” ungkap Ruth Brand, presiden kantor statistik tersebut, dikutip dari laman Xinhua News pada Rabu (28/8/2024). Sementara itu, kenaikan pada kuartal pertama (Q1) tercatat 0,2 persen.
Perlambatan pada Q2 sebagian besar didorong oleh penurunan investasi yang signifikan, terutama pada sektor mesin dan peralatan, yang turun 4,1 persen dalam basis kuartalan (quarter on quarter). Industri konstruksi juga menghadapi berbagai tantangan pada periode ini, dengan nilai tambah bruto turun 3,2 persen. Namun, secara keseluruhan, sektor-sektor ekonomi hanya mengalami penurunan yang minimal, yaitu 0,1 persen.
Kinerja perdagangan luar negeri Jerman pada Q2 semakin membebani pertumbuhan ekonomi secara kuartalan. Total impor barang dan jasa cenderung stagnan dibandingkan dengan Q1, sementara ekspor turun 0,2 persen. Penurunan ini konsisten dengan memburuknya sentimen ekspor yang terus berlanjut dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut prospek ifo Institute for Economic Research, ekspor Jerman berada pada tren menurun sejak Juni lalu, dengan data terbaru untuk Agustus menunjukkan penurunan lebih lanjut. “Para pengekspor saat ini tidak mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa lainnya,” ujar pakar ifo Klaus Wohlrabe pada Selasa yang sama. Industri ekspor Jerman sepertinya tidak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, imbuhnya.
Melihat ke depan menuju kuartal ketiga (Q3), bank sentral Jerman memperkirakan hanya ada kenaikan tipis pada output ekonomi, yang akan semakin menunda pemulihan ekonomi negara itu. Dalam laporan Agustus, bank tersebut menyebutkan bahwa resesi yang signifikan dan berbasis luas tidak mungkin terjadi, kecuali jika ada guncangan negatif baru terhadap ekonomi.