Ekonomi Hijau Jadi Perhatian Penting Parlemen Indonesia – Tiongkok
Berita Baru, Jakarta – Isu ekonomi hijau atau green energy menjadi salah satu topik yang dibahas saat pertemuan bilateral Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Tiongkok. Kedua negara saling terciptanya komitmen kerjasama infrastruktur dengan memperhatikan aspek ramah lingkungan.
Hal itu disampaikan Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin, di Gedung DPR RI usai bertemu dengan Vice Chairman of the Standing Committee of the National People’s Congress China Chen Zhu, Kamis (6/10).
Puteri mencontohkan salah satu implementasi komitmen yang telah dijajaki Kementerian Luar Negeri Indonesia bersama Pemerintah Tiongkok adalah peningkatan kerja sama sektor kendaraan elektrik.
“Saat ini Indonesia masih banyak menyiapkan infrastruktur dan ekosistem penunjang kendaraan elektrik yang secara edukasi belum menyeluruh untuk seluruh masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan kendaraan berbahan bakar fosil,” katanya.
“Hal ini akan menjadi pembahasan dan kerja sama yang jangka panjang bersama dengan Tiongkok untuk mengembangkan ekosistemnya terlebih dahulu di Indonesia,” sambung Puteri.
Anggota Komisi XI DPR RI ini menuturkan telah banyak pencapaian kerja sama bilateral Indonesia-Tiongkok yang telah dilakukan selama ini. Utamanya dalam aspek pembangunan yang diharapkan bisa semakin menyerap tenaga kerja lokal.
Sehingga, tingkat pengangguran di Indonesia tidak semakin meningkat karena tekanan ekonomi global yang begitu dinamis. Ini adalah salah satu bentuk ikhtiar Indonesia-Tiongkok untuk memitigasi risiko dari inflasi dan resesi yang diperkirakan pada tahun 2023 akan menghampiri Indonesia dan negara-negara lainnya.
Selain itu, Puteri juga mengapresiasi dukungan dari Tiongkok untuk pembuatan dan distribusi vaksin di Indonesia. Hal tersebut juga merupakan bentuk komitmen bantuan kesehatan dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan begitu kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia-Tiongkok bisa lebih produktif dan menguntungkan kedua negara kedepannya.
“Kami mengapresiasi kedatangan delegasi Parlemen Tiongkok ke P20 yang menjadi salah satu langkah utama penting untuk menjalin komunikasi yang lebih intensif. Pembahasan ini akan juga dibawa ke dalam tingkat pertemuan Kementerian Keuangan dan Bank Sentral kedua negara,” ujarnya.
“Karena di bulan November dalam G20 nantinya akan juga membahas berbagai kiat yang akan dibagikan oleh perwakilan negara-negara ekonomi terbesar di dunia dalam menghadapi resesi,” tandas Puteri.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengusulkan kepada Chen Zhu agar Tiongkok membuka keran ekspor hasil industri sarang burung walet dari Indonesia.
Merespon usulan tersebut, Chen Zhu menyampaikan bahwa Tiongkok siap meningkatkan keran ekspor hasil industri sarang burung walet dari Indonesia ke Tiongkok mengingat sarang burung walet asal Indonesia yang telah terkenal kualitasnya.