Ekonom Proyeksikan Inflasi 3% Hingga Akhir 2023
Berita Baru, Jakarta – Ekonom senior Bank Mandiri, Faisal Rachman, telah memberikan proyeksi mengenai laju inflasi Indonesia yang menurutnya akan berada di kisaran 3,00 persen hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini didasarkan pada pengelolaan harga pangan dan rantai pasokan yang efektif oleh pemerintah.
“Kami memperkirakan inflasi IHK akan mencapai sekitar 3,00 persen pada akhir 2023 jika pemerintah mengelola harga pangan dan rantai pasokan secara efektif,” kata Faisal dikutip dari VOI , Minggu (3/9/2023).
Proyeksi ini juga bersumber dari kontrol yang baik terhadap harga pangan dan pengaruh “high base effect” akibat penyesuaian harga bahan bakar bersubsidi di tahun sebelumnya.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa Indonesia mengalami deflasi bulanan sebesar 0,02 persen dengan tingkat inflasi tahunan sekitar 3,27 persen.
Faisal menyoroti adanya peningkatan inflasi pada kelompok pengeluaran pendidikan yang naik dari 0,66 persen (mtm) di Juli menjadi 0,86 persen (mtm) di Agustus 2023.
Namun, dia menekankan bahwa peningkatan ini akan mereda secara bertahap karena bulan Agustus cenderung menandai puncak inflasi pendidikan, terutama disebabkan oleh biaya sekolah untuk tahun ajaran baru.
Faisal juga mengingatkan bahwa pemerintah perlu menghadapi tantangan dari El Nino dan cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi inflasi pangan. Untuk itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk menguatkan pengairan pertanian dan melakukan pengawasan terhadap kondisi cuaca.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga akan berperan dalam mengelola inflasi impor dengan menstabilkan nilai tukar rupiah.
“Meskipun angka inflasi masih dalam kategori yang aman, langkah-langkah ini diambil untuk memastikan bahwa inflasi tetap terkendali,” ujar Faisal.