Edhy Prabowo: Tambak dan Mangrove adalah Kunci Pertahanan Pesisir
Berita Baru, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo berpesan dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Minggu (19/7) bahwa untuk mendorong peningkatan produktivitas tambak udang nasional, kelestarian alam harus tetap dijaga.
Meski kunjungan tersebut dilakukan pada akhir pekan, Menteri Edhy tak mengendorkan semangat untuk bertemu pembudidaya dan nelayan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai.
DAlam kunjungan tersebut, Menteri Edhy meninjau tambak rakyat sekaligus panen parsial udang vaname. Selanjutnya, Menteri Edhy menanam bibit mangrove bersama Ketua Komisi IV DPR Sudin dan anggota lainnya yang ikut dalam kunjungan kerja di Lampung Timur.
“Saya ke sini melihat bagaimana teman-teman melakukan kegiatan budidaya, sekaligus menanam mangrove. Dua hal ini merupakan kunci pertahanan kita di pesisir, bagaimana kita menciptakan ekonomi, tapi tetap juga menjaga alam,” terang Menteri Edhy.
Untuk menjaga pesisir tetap hijau, KKP menyerahkan bantuan lebih dari Rp480 juta untuk penanaman mangrove di seluas 40 hektare pesisir Lampung Timur.
Menteri Edhy ingin keberadaan hutan mangrove tidak hanya menjaga ekosistem laut dan lingkungan pesisir, tapi juga punya manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui konsep silvofishery.
“Hutan mangrove bisa mendatangkan wisatawan, sejalan dengan itu masyarakat bisa menebar benih untuk budidaya. Bisa bandeng, kepiting, udang windu, dan perikanan lainnya,” terang Menteri Edhy.
Tak jarang keberadaan tambak dianggap sebagai penyebab berkurangnya luasan hutan mangrove di Indonesia. Padahal, hutan mangrove punya peran penting dalam menjaga garis pantai dari ancaman abrasi, menjadi habitat aneka ragam burung dan biota laut, hingga melindungi permukiman pesisir dari hantaman gelombang tinggi.
Menteri Edhy pun memastikan, ke depan tidak ada lagi penebangan hutan mangrove untuk dijadikan lahan tambak.
Sementara itu, untuk meningkatkan produktivitas, pihaknya akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menerapkan teknologi semi intensif dan intensif di tambak-tambak yang ada di Lampung Timur. Sebagian besar tambak di sana pengelolaannya masih tradisional dengan hasil panen minim.
“Di sini ada tambak intensif yang per hektarenya bisa menghasilkan sampai 20 ton. Sedangkan tambak di sekitarnya yang tradisional hanya 500 kg per hektare,” terangnya.
Selain panen udang dan menanam mangrove, Menteri Edhy juga bertemu dengan nelayan di PPP Muara Gading Mas yang lokasinya masih di Kecamatan Labuhan Maringgai. Menteri Edhy menyerahkan sejumlah bantuan, di antaranya bantuan modal, bantuan pendidikan, bantuan sembako dan APD, bantuan benih dan pakan, hingga bantuan paket bioflok untuk pembudidaya.