Drama Korea ‘Healer’ Potret Perlawanan Media Bawah Tanah Atas Oligarki
Berita Baru, Entertainment – Drama Healer (2014) adalah salah satu drama yang wajib kamu tonton setidaknya sekali seumur hidup. Tak hanya dibintangi oleh nama-nama beken seperti Ji Chang-Wook, Park Min-Young, Yoo Ji-Tae, dan Kim Mi-Kyung, drama ini juga memiliki alur kisah yang menantang.
Bagaimana tidak, cerita Healer sesungguhnya berangkat dari sejarah penting di Korea Selatan, yakni pada masa Republik Kelima Korea Selatan sekitar tahun 1979 hingga 1987. Pada masa itu, pemerintahan dikuasai oleh kekuatan militer pimpinana Mantan Presiden Chun Doo-Hwan.
Selama periode itu, rezim militer yang terbentuk kuat akhirnya kian jauh dari janji-janji demokrasi. Sebagai imbasnya, upaya reformasi dan gerakan pro-demokrasi pun tumbuh, menyeruak mewarnai gempita politik Korea.
Di masa itulah, lima sekawan ini menjalankan sebuah media bawah tanah lewat siaran radio. Mereka berusaha memberikan perspektif kritis terhadap kondisi sosial-politik yang terjadi di negara mereka saat itu.
Oh Gil-Han (Oh Jong-Hyuk) dan Choi Myung-Hee (Do Ji-Won) adalah pemimpin siaran tersebut, sekaligus pewarta berita yang menyusun dan menyiarkan berita. Setelah Republik Kelima runtuh, Gil-Han tetap menjadi reporter dan menikahi Myung-Hee.
Seo Joon-Seok (Ji Il-Joo) memegang peran ‘insinyur’ di stasiun radio ilegal tersebut. Setelah gerakan demokrasi kian menguat, ia bekerja bersama Gil-Han sebagai fotografer.
Kelimanya menjalankan siaran radio di sebuah truk yang harus terus bergerak saat siaran tengah dilakukan supaya tidak mudah terdeteksi polisi ataupun militer. Untuk itulah, Kim Moon-Sik (Park Sang-Won) berperan sebagai pengemudi truk.
Kadang, ia mengajak adiknya, Kim Moon-Ho (Yoo Ji-Tae) saat siaran. Sementara itu, menggunakan sepeda motor miliknya, Ki Young-Jae (Oh Kwang-Rok) bertugas membantu mengawasi dari luar dan memastikan siaran radio berjalan aman.
Krisis 5 Sekawan dalam Healer
Dalam menjalankan siaran, Gil-Han dan Myung-Hee sangat kritis. Di salah satu siaran langsungnya, mereka membacakan sebuah berita diikuti dengan kritik terhadap media arus utama dengan mengatakan, “Apa gunanya media jika tak bisa mengkritik dan mendiskusikan isu-isu? Media? Pers? Itu hanya akan menjadi omong kosong!”
Problem muncul ketika Gil-Han dan Joon-Seok tengah menginvestigasi kasus penipuan yang melibatkan perusahaan modal bernama Omega Investments. Moon-Sik menemani mereka sebagai sopir, seperti biasa. Sayangnya, investigasi tak berjalan mulus. Mereka ketahuan dan Gil-Han dibunuh oleh para pengawal yang bertugas menjaga jalannya transaksi.
Joon-Seok berhasil menyelamatkan diri. Namun, Moon-Sik bernasib jauh berbeda. Ia dirayu oleh CEO Omega Investments Park Jung-Dae, sosok dibalik transaksi penipuan yang mereka liput. Demi lepas dari segala tuduhan dan menjemput masa depan cerah, Moon-Sik menjadi kacung Jung-Dae dan melawan teman-temannya sendiri.
Narasi Penting dalam Healer
Healer sesungguhnya menawarkan narasi menarik mengenai bagaimana oligarki ditangan Park Jung-Dae selaku ujung tombak bersama kelompok kecilnya, melahirkan anak-pinak yang jadi beban bagi terselenggaranya demokrasi, diantaranya konglomerasi media dan privatisasi.
Jung-Dae, atau disebut juga ‘The Elder,’ menjadi tokoh sentral politik dalam Healer. Dia berkuasa menetapkan siapa yang layak maju dan didukung sebagai pejabat daerah dan siapa yang tidak. Sebagai pebinis kampiun, ia mampu melakukan apapun, termasuk berbisnis secara ilegal demi memperkaya kelompoknya sendiri.
Ia lalu mengarahkan Moon-Sik untuk memimpin sebuah kantor media, yang tentunya di bawah kendali The Elder. Belakangan diketahui, perusahaannya juga melakukan tes ilegal dengan mengontaminasi air di sebuah daerah demi mendapatkan klaim untuk privatisasi air.
Ironi, ya. Jika dulunya menjadi bagian dari siaran radio pro-demokrasi, Moon-Sik malah menjelma CEO kantor media besar sekaligus pion milik pejabat lalim. Dalam sebuah kesempatan, ia juga menawari adiknya, Moon-Ho, yang tumbuh menjadi seorang jurnalis, untuk masuk dalam dunia politik sebagai perwakilan media Moon-Sik.
Karena media Moon-Sik tengah menyiapkan kampanye untuk anggota dewan Kim Ui-Chan (Jo Young-Jin), maka Moon-Ho juga diminta menjadi juru bicara dalam kampanye tersebut. Jika Moon-Ho setuju, tentu media akan menjadi bias.
Fungsinya sebagai persemaian gagasan malah lumpuh, karena hanya berisi bingkai narasi pesanan. Namun itulah yang terjadi dalam konteks kapitalisme, dimana penguasaan media menjadi elemen penting untuk menguasai politik elektoral. Untungnya, Moon-Ho menolak tawaran kakaknya.
Healer Ungkap Kerentanan Jurnalis
Drama Healer jelas lebih dari cerita pengungkapan masa lalu dan balas dendam Seo Jung-Hoo (Ji Chang-Wook), atau kegigihan jurnalis sekelas Moon-Ho, dan tumbuhnya integritas jurnalis Chae Young-Shin (Park Min-Young).
Akar masalah Healer adalah keserakahan pemodal dan rentannya kerja jurnalis dalam peliputan kasus terkait pejabat tertentu. Ketiga pemeran utama tadi bertemu bukan hanya karena nasib, tapi juga semangat yang sama untuk mewujudkan keadilan.
Di Indonesia, kerentanan jurnalis telah memakan banyak korban, salah satunya dialami oleh jurnalis TEMPO, Nurhadi, saat menulis liputan mengenai kasus korupsi yang melibatkan Angin Prayitno Aji, mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Sebagai penutup, berikut ini perkataan Joon-Seok saat diinterogasi terkait liputan investigasi terhadap Omega Investments. “Mereka pikir negara kita adalah kebun sayur mereka. mereka mempermainkan politik dengan mendanai politisi agar sesuai dengan selera mereka. Mereka membuat undang-undang yang mereka inginkan dan mengambil untung darinya.”
Apakah jika dicerminkan dalam konteks Indonesia, maka Undang-Undang yang serupa dengan narasi Joon-Seok tadi adalah, Omnibus Law RUU Cipta Kerja?
Daripada pening, simak dulu nih wawancara KBS dengan para pemeran utama Healer berikut ini.