Diterjang Topan Hagibis, Jepang Lumpuh
Berita Baru, Internasional – Topan Hagibis merupakan badai yang memicu banjir dan tanah longsor di Jepang. Badai yang terjadi pada hari Sabtu (12/10) pukul 19:00 watu setempat itu adalah yang terparah sejak 60 tahun terakhir.
Dengan kecepatan angin 225 km/jam, topan dilaporkan telah menewaskan sembilan orang. Kematia disebabkan oleh longsor dan banjir. Ada 14 tempat yang dilanda banjir, akibat meluapnya suangai.
Badai juga menyebabkan dua pertandingan piala dunia Ruqby, yaitu antara Jepang vs Skotlandia dan Inggris vs Prancis–di jadwalkan Sabtu—atas alasan keamanan dibatalkan dan akan dijadwalkan ulang pada hari Minggu.
Pembatalan ini merupakan pembatalan pertama dalam 32 tahun sejarah turnamen.
Sementara pertandingan Nabia vs Kanada yang rencananya di gelar pada hari Minggu–dijadwalkan berlangsung di Kamishi–juga dibatalkan dan dinyatakan seri.
Akan tetapi pertandingan As-Tinga di Osaka dan Wales vs Uruguay di Kumamoto akan berjalan sesuai dengan jadwal yang ada, yakni pada hari minggu.
“Sebelum badai datang pada hari Jumat dan Sabtu hujan lebat turun hampir sekitar 48 jam, sudah ada peringatan darurat dikeluarkan,” kata Badan Meteorologi Jepang (JMA) Yasushi Kajiwara mengatakan pada konferensi pers.
JMA juga menghinbau untuk meninggal rumah mereka ketempat penampungan, akan tetapi di perkirakan hanya 50.000 orang yang berada di penampungan.
Situasi semakin parah setelah tanggul di sepanjang sungai chikuma meluap, sehingga air mengalir deras ke daerah perumahan dan menggenangi rumah-rumah. Menurut BBC news penanganan banjir di sekitar tokyo telah diadakan dan ketinggian sungai menurun.
Selain 5 korban meninggal, ada 15 orang dinyatakan hilang.
Selain itu musibah ini juga mengakibatkan layanan kereta di hentikan dan beberapa jalur metro ditangguhkan pada hari Sabtu. Semenatra penerbangan di bandara HanedaTokyo dan bandara Narita di Chiba juga telah dibatalkan.
Andrew hinngins, seorang guru bahasa inggris yang tinggal di Tochigi, utara tokya, mengatakan bahwa ia telah hidup selama tujuh tahun di jepan dan telah melalui beberapa topan.
“Saya merasa Jepang menggap topan kali (Topan Hagibis) ini lebih serius. Banyak orang yang bersiap-siap” katanya.
Sumber : BBC CBSNews