Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Diskusi Asyik Literasi Kebencanaan di Warung Kopi Literasi Ambulu

Diskusi Asyik Literasi Kebencanaan di Warung Kopi Literasi Ambulu



Jember, Berita Baru – Perkumpulan Pemerhati Alam Hijau Damai – PAHAD Ambulu melaksanakan obrolan santai dengan narasumber Abdullah al Kudus, Ketua GUSDURian Peduli, sekaligus sebagai anggota Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim – LPBI PBNU, bertempat di Wedang Koffie Ambulu, 16 April 2022.

Wedang Koffie (WK) Ambulu terletak di Jl. Raya Watu Ulo, No. 38 Ambulu Jember. WK Ambulu ini bukan sekedar warung kopi biasa, selain menjual kopi robusta dan arabika, warung kopi ini juga menyajikan buku bacaan untuk para pengunjung. Rak buku dan deretan buku ini lah yang menjadi daya tarik lain dari WK, yang kemudian disebut sebagai Pojok Literasi Bencana.

Acara obrolan dibuka oleh moderator, Wasis Sasmito dengan paparan singkat tentang kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat dalam merespon potensi bencana.

“Berangkat dari rumus sederhana bahwa bahaya (hazard) akan semakin meningkat ketika resiko bertemu dengan kerentanan masyarakat dan kapasitas yang rendah. Maka, peningkatan kapasitas masyarakat bisa dilakukan dengan memperkuat akses masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan kebencanaan. Di titik inilah Pojok Literasi Bencana dibutuhkan,” kata Wasis memengantari.

Diskusi Asyik Literasi Kebencanaan di Warung Kopi Literasi Ambulu
Ngobrol santai. Dok. penyelenggara acara.

Selanjutnya, narsumber pertama, Abdullah Al Kudus, alias Gus A’ak mengatakan bahwa membangun akses informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atas potensi bencana, serta meningkatkan keterampilan mitigasi, adalah pilihan strategis pengelolaan resiko bencana berbasis komunitas. Lebih lanjut, lelaki berambut sebahu ini pun merasa tersanjung bisa mengetahui dan mendapatkan peluang terlibat dalam aktivitas peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan resiko bencana.

“Sebuah bencana alam adalah bagian dari sunnatullah. Sesuatu yang tidak bisa kita cegah dan hindari. Tetapi upaya-upaya meminimalkann resiko dan potensi dampaknya, harus dilakukan. Saya bisa ambil contoh Gunung Bromo yang terletak di tiga kabupaten, Malang, Probolinggo, dan Lumajang. Gunung ini adalah salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia, dan memang beberapa kali menjadi penyebab gempa tektonik dan erupsi. Tetapi tidak memunculkan korban yang signifikan, baik dalam bentuk korban jiwa maupun harta benda. Kenapa? Karena masyarakat yang tinggal di kawasan gunung tersebut sudah mengetahui bagaimana harus bersikap,” terang Gus A’ak.

Lebih lanjut Gus A’ak menyatakan bahwa rencana PAHAD Ambulu dan WK (Wedang Koffie) mengembangkan Pojok Literasi Bencana adalah hal yang baru pertama kali dia dengar. 

“Pilihan membangun dan meningkatkan literasi sudah sering saya dengar, tetapi literasi kebencanaan adalah sebuah ide dan konsep yang relatif baru. Ide pengembangan konsep ini dan upaya implementasinya, sangat patut didukung,” tambahnya.

Oleh karena itu, kata Gus A’ak, selaku anggota LPBI PBNU merasa terbantu dan mendapatkan kawan sharing dalam pengembangan program-program pengelolaan resiko bencana dan perubahan iklim.

“Kayaknya, LPBI PBNU akan berusaha memberikan dukungan bagi upaya yang sedang dilakukan oleh PAHAD dan WK ini. Minimal, dalam bentuk penyediaan bacaan-bacaan hingga film-film dokumenter kebencanaan.” 

Seorang peserta diskusi, staf sebuah NGO Internasional yang sedang bekerja untuk respon tanggap darurat erupsi Gunung Semeru menyatakan bahwa dia pun sangat mengapresiasi rencana yang sedang dirintis oleh PAHAD Ambulu bersama WK ini. 

“Seingat saya, dalam beberapa kali obrolan dengan kawan-kawan dari BNPB, ada lontaran ide tentang literasi kebencanaan ini. Tetapi saya tidak menyangka ide itu sudah dijalankan oleh sebuah komunitas di sini,“ katanya menambahkan.

Diskusi Asyik Literasi Kebencanaan di Warung Kopi Literasi Ambulu
Penyampaian materi oleh narasumber. Dok. Penyelenggara acara.

Narasumber lain, kordinator GUSDURian Jember, Teguh Santosa menyatakan rasa salut dan apresiasi setinggi-tinggi atas upaya PAHAD Ambulu dan WK dalam pengembangan pengelolaan resiko bencana. 

“Ini akan menjadi referensi tambahan bagi saya dan pegiat GUSDURian dalam pengembangan aktivitas komunitas GUSDURian Jember. 

Lelaki muda yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Jember ini pun menyatakan membuka pintu selebar-lebarnya untuk pengembangan kolaborasi dengan PAHAD Ambulu

Kegiatan diskusi ditutup dengan penyerahan secara simbolis, paket bingkisan lebaran yang akan dibagikan kepada kaum dhuafa di Ambulu. Teguh Santosa mewakili GUSDURian Peduli menyerakan 100 paket bingkisan kepada ketua PAHAD Ambulu, Moh Faruq. (Al/Mz)