Di Bulan Mei Terjadi Peningkatan Drastis Imigran Gelap ke Eropa
Berita Baru, Jakarta – Pada tanggal 12 Mei, Badan Penjaga Perbatasan dan Pantai Eropa Frontex menerbitkan rilis pers mengenai jumlah imigran gelap ke Eropa.
Rilis pers itu menyebut bahwa pada bulan April 2020, jumlah imigran gelap yang menyebrang ke Eropa turun 85% dari bulan sebelumnya menjadi sekitar 900 orang. Angka itu merupakan angka penurunan terendah sejak 2009.
Penurunan drastis itu disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19, di mana di beberapa perbatasan ditutup serta aturan karantina wilayah ditetapkan. Selain itu, pandemi COVID-19 juga menunda pelaporan data penyeberangan perbatasan oleh otoritas nasional.
Akan tetapi, pada bulan Mei 2020, jumlah imigran yang ingin memasuki UE meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Setidaknya, ada hampir 4.300 imigran ilegal yang memasuki Eropa.
Hal itu disampaikan pada Minggu (14/6) oleh salah satu media Jerman Funke Media Group yang mengutip salah seorang tokoh di dalam Frontex.
Ini pertanda lalu lintas di sepanjang rute migrasi Eropa kembali meningkat setelah jeda yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Dilansir dari infomigrants.net, Kantor Bantuan Suaka Eropa (EASO) sebelumnya telah memperingatkan bahwa pandemi pada akhirnya dapat memicu lebih banyak kedatangan imigran ilegal di masa depan, terutama jika mengarah pada kekurangan pangan dan lebih banyak gejolak yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Risiko efek destabilisasi yang dihasilkan dari wabah COVID-19 memiliki potensi untuk mempengaruhi tren suaka masa depan,” ujar agen EASO dalam sebuah laporan bulan lalu.
Secara keseluruhan, menurut data dari Frontext, jumlah keseluruhan imigran gelap dalam lima bulan ini adalah 31.600. Angka itu menunjukkan penurunan 6% dibanding tahun lalu dalam periode yang sama.
Di sepanjang rute penyebrangan yang melalui Turki dan Yunani (ruter tersibuk jika ingin ke Eropa) tercatat ada 12.700 kasus imigran ilegal antara Januari dan Mei. Jumlah itu 28 persen lebih sedikit dari tahun lalu. Sebagian besar imigran berasal dari Afghanistan.
Namun di rute penyebrangan lain, tercatat ada peningkatan jumlah kasus imigran gelap. Sebagai contoh, lebih dari 6.900 imigran gelap menyebrang di sepanjang rute Balkan Barat dalam lima bulan pertama tahun 2020. Dan jumlah itu mengalami peningkatan 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Antara Januari dan Mei, hampir tiga kali lebih banyak imigran juga datang dari Libya dan Tunisia melintasi Mediterania ke Italia dan Malta dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
Sebagian besar imigran tersebut berasal dari Bangladesh, Sudan dan Pantai Gading.