Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

DEMA UIN SUKA
Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII, Ahmad Latif Haryanto saat menjadi pemateri (Tangkapan layar_

DEMA UIN SUKA Gelar Webinar Peran Mahasiswa dalam Mengawal Isu Kenaikan Harga BBM



Berita Baru, Yogyakarta – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sunan Kalijaga menggelar Webinar dengan tajuk “Harga BBM Naik: Apa Peran Mahasiswa dalam Mengawal Isu Negara?” pada Senin (5/9/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PB PMII, Ahmad Latif Haryanto mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi sungguh mengejutkan masyarakat. Pasalnya hal itu dilakukan pada hari Sabtu (3/9/2022) dan diberlakukan pada hari itu juga.

“Padahal pada hari Sabtu siang masyarakat sedang menjalankan aktifitas sehari-harinya dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Tentu saja mengagetkan, karena biasanya ketika membuat kebijakan terkait kenaikan BBM biasanya diberi jeda waktu pergantian hari. Sehingga masyarakat dapat beradaptasi harga,” ujar Latif saat menyampaikan materinya.

Menurut Latif, berdasarkan kajian yang dilakukan PB PMII selama ini BBM yang disubsidi oleh pemerintah mayoritas tidak tepat sasaran. Hal itu dilihat dari hampir 90 persen BBM Subsidi dimanfaatkan oleh pengusaha kelas menengah ke atas.

“Ditengah kondisi ekonomi yang masih mengalami inflasi dan menurut data BPS tahun ini Indonesia mengalami inflasi tertinggi sejak 2015. Kenapa pemerintah berani menaikkan harga BBM ditengah ekonomi yang belum stabil pasca pandemi ini,” jelasnya.

DEMA UIN SUKA Gelar Webinar Peran Mahasiswa dalam Mengawal Isu Kenaikan Harga BBM

Dalam upaya merespon hal tersebut, Latif mengingatkan bahwa mahasiswa memiliki peran sebagai agen of change dimana sebagai mahasiswa melakukan perubahan sosial. Selain itu, mahasiswa juga berperan sebagai social control yang mengharuskan mahasiswa mampu menjadi kontrol khususnya terkait kebijakan pemerintah.

“Selain itu, peran mahasiswa dalam kehidupan masyarakat, pertama adalah penyampai aspirasi rakyat. Hal ini bisa dilakukan melalui audiensi, loby, atau dengan aksi dan demonstrasi. Menyampaikan aspirasi rakyat ini penting karena ini menjadi salah satu peran control social,” tutur Latif.

“Apabila masyarakat dirugikan dengan kebijakan pemerintah maka kita wajib menyampaikan aspirasi itu ke pemerintah. Karena terkadang masyarakat tidak sepakat dengan kebijakan tapi mereka tidak berani menyampaikan,” imbuhnya.

Selain menjadi itu, menurut Latif mahasiswa juga menjadi control politic. Hal ini sangat penting karena kebijakan di Indonesia tidak lepas dari kebijakan politik.

Lebih lanjut, Latif menjelaskan mahasiswa juga berkewajiban memberikan pemahaman kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Hal ini penting karena, masih banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat dipahami oleh masyarakat.

“Mahasiswa ini seperti dua sisi mata koin, satu sisi kita menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah dan di sisi lain juga menyampaikan kebijakan pemerintah kepada rakyat,” jelasnya.

Salah satu hal yang harus disampaikan kepada masyarakat, menurut Latif adalah kebijakan menaikkan harga BBM yang nantinya akan sangat berdampak terhadap naiknya harga komoditas lain.

“Kenapa kenaikan BBM ini mengancam Indonesia mengalami inflasi, namun adanya dampak secara langsung oleh masyarakat dengan adanya kenaikan BBM ini juga akan menaikkan harga bahan pokok,” jelasnya.