Daulat Budaya Nusantara Akan Pentas Pagelaran Wayang di IKN
Berita Baru, Jakarta – Rombongan Daulat Budaya Nusantara tiba di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara untuk menyelenggarakan Pagelaran Wayang dengan Lakon Semar Mbangun Kahyangan. Ruwatan Nusantara yang ke-6 ini diadakan di Titik Nol Ibu Kota Nusantara, menjadi acara terakhir dalam rangkaian perhelatan seni dan spiritualitas yang dimulai di Kediri, Jawa Timur.
“Daulat Budaya Nusantara ini sesuai visinya menjadi Pertahanan Kebudayaan. Alhamdulillah di akhir tahun 2023 kita telah sampai di lokasi Ruwatan yang ke enam di Ibu Kota Nusantara. Semoga Ruwatan ini membawa barokah untuk bangsa Indonesia menapaki masa depan dengan selalu menjunjung tinggi kebudayaan, karena pertahanan terbaik bangsa kita adalah kebudayaan,” kata Teguh Haryono, Doktor Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan, yang juga menjadi inisiator Daulat Budaya Nusantara oada Jumat (29/12/2023).
Dari sekian kali Ruwatan Nusantara, Ibu Kota Nusantara menjadi satu-satunya lokasi yang dipilih di luar pemukiman penduduk, bahkan dapat dikatakan di tengah hutan. Dalang Ruwatan Nusantara, Mbah Tejo, menjelaskan bahwa Pagelaran Wayang kali ini khusus dipersembahkan untuk para leluhur, danyang, demit, hewan, dan tumbuhan yang merasakan getaran spiritual dari bunyi lakon Semar Mbangun Kahyangan.
“Semalam suntuk kita akan jagongan (nongkrong) dalam tawa tangis dan do’a, hahaha…” kata Sujiwo Tejo, Dalang Ruwatan Nusantara yang juga Presiden Jancukers yang terlibat dalam inisiasi Daulat Budaya Nusantara.
Gus Benny Zakaria Kurniawan, pengasuh Pondok Alam Adat Budaya Nusantara yang menjadi inisiator Daulat Budaya Nusantara, menambahkan, “Kami bersyukur sampai pada titik ke enam Ruwatan Nusantara dengan selamat, isyarohnya sangat jelas, ada pertanda dan penanda zaman untuk menutup akhir tahun millennium di Ibu Kota Nusantara dengan kedaulatan penuh atas kebudayaan yang kita miliki bersama seluruh alam dan isinya.”
Ruwatan Nusantara diakui sebagai sebuah upaya harmonisasi antara alam (nacer) dan manusia (kalcer). Kyai Paox Iben Mudhaffar, pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo, menjelaskan, “Ruwatan ini menyeimbangkan agar eksploitasi alam yang dilakukan oleh manusia diseimbangkan sesuai dengan apa yang diajarkan leluhur kita selama ratusan tahun.”
Gus Hamid Abdulloh, pendiri Dunia Santri Community yang menjadi inisiator Daulat Budaya Nusantara, menyoroti pelemahan kebudayaan Nusantara saat ini. “Hari ini kebudayaan Nusantara lemah, generasi muda diserang oleh algoritma yang disusun bangsa lain. Salah satu strategi Daulat Budaya Nusantara adalah memahamkan para santri untuk mengubah peradaban Nusantara,” tegas Gus Hamid Abdulloh.