Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dampak Permintaan Maaf Pejabat Publik terkait Kebijakan 'One Way' Mudik Lebaran 2022

Dampak Permintaan Maaf Pejabat Publik terkait Kebijakan ‘One Way’ Mudik Lebaran 2022



Berita Baru, Jakarta – Berdasarkan penelusuran Evello, kemacetan memanjang menuju pelabuhan merak dan situasi tol Cipularang yang lumpuh menjadi salah satu tema paling banyak dibaca publik berdasarkan sebaran beritanya di media sosial. 

Founder Evello Dudy Rudianto menyebut salah satu situasi kemacetan yang ramai menjadi percakapan netizen Indonesia adalah saat diberlakukannya one way menuju Jawa di tol Cipularang. 

“Imbas dari kebijakan ini membuat masyarakat yang menuju Jakarta harus macet berjam-jam,” kata Dudy kepada Beritabaru.co, Minggu (1/5).

Menurut Dudy, dampak dari kejadian ini membuat Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Irjen Firman Shantyabudi meminta maaf atas kemacetan yang terjadi.

“Permintaan maaf Kakorlantas terdeteksi oleh Evello memiliki dampak cukup signifikan bagi publik pengguna media sosial,” ujarnya.

Dampak Permintaan Maaf Pejabat Publik terkait Kebijakan 'One Way' Mudik Lebaran 2022

Ia juga mengungkap, Evello mendeteksi jika permintaan maaf tersebut meningkatkan emosi kegembiraan dari 18% menjadi 24%. Sementara emosi marah publik juga turun dari 11% menjadi 5%.

“Emosi cemas atau kuatir publik terbaca oleh evello juga turun dari 9% menjadi 7%,” sambungnya.

Menurut Dudy, hal yang sama juga terjadi saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan permintaan maaf setelah terjadi kemacetan panjang pada H-2 Lebaran Sabtu (30/4) di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. 

Permintaan maaf Menhub meningkatkan emosi kegembiraan publik dari semula hanya 18 menjadi 34%. Begitupun emosi marah yang semula berada pada skor 8% turun menjadi 6%.

“Sementara emosi cemas atau kuatir yang semula berada pada skor 16% turun menjadi 7%,” tuturnya.

Apa yang dilakukan oleh Menhub dan Kakorlantas, lanjut Dudy, dalam pengamatan Evello adalah bentuk pendekatan otoritatif. 

Ia melihat, permintaan maaf memang terlihat sederhana, tetapi karena dilakukan oleh pejabat negara, publik merasa adanya kehadiran dan simpati oleh mereka yang memiliki otoritas. 

“Jika beberapa saat lalu Presiden Jokowi pernah menyentil para pembantunya karena buruk berkomunikasi, kini saatnya Presiden memberikan penghargaan. Apa yang dilakukan oleh Menhub dan Kakorlantas layak untuk ditiru pejabat lainnya,” pungkasnya.