Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sebuah jet tempur J-16 tampil di langit saat peringatan Hari Terbuka Penerbangan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China. Foto: AFP.
Sebuah jet tempur J-16 tampil di langit saat peringatan Hari Terbuka Penerbangan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China. Foto: AFP.

Dalam 24 Jam, China Kirimkan 39 Pesawat dan 3 Kapal Selam ke Selat Taiwan



Berita Baru, Taipe – Pada Kamis (21/12), Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa pihaknya melaporkan adanya 39 pesawat dan 3 kapal selam milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mendekati pulau itu dalam 24 jam terakhir.

“39 pesawat PLA dan 3 kapal PLAN di sekitar Taiwan terdeteksi pada pukul 6 pagi (UTC+8) hari ini. Angkatan Bersenjata R.O.C. telah memantau situasi dan menugaskan pesawat CAP, kapal Angkatan Laut, dan sistem rudal berbasis darat untuk menanggapi kegiatan ini,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan di Twitter.

Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, detil dari pasukan itu adalah 21 pesawat tempur J-16, satu kendaraan udara tak berawak CH-4, dua pesawat peringatan dini lintas udara KJ-500, satu pesawat kargo Y-20, satu helikopter utilitas Z-9, dan empat pembom jet H-6. Pasukan itu dilaporkan telah melintas garis median Selat Taiwan.

Taiwan mengirim patroli udara untuk memantau situasi, mengeluarkan peringatan radio, dan mengerahkan sistem rudal anti-pesawat, tambah Kementerian Pertahanan Taiwan.

Situasi di sekitar Taiwan meningkat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu pada awal Agustus.

China mengutuk perjalanan Pelosi, yang dianggap sebagai isyarat dukungan untuk separatisme, dan meluncurkan latihan militer besar-besaran di sekitar pulau tersebut.

Beberapa negara, termasuk Prancis, Lituania, Amerika Serikat, Jepang, dan baru-baru ini Jerman telah mengirimkan delegasi mereka ke pulau tersebut sejak saat itu, yang semakin meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.

Taiwan telah diperintah secara independen dari China daratan sejak 1949.

China memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan menyatakan bahwa itu adalah negara otonom tetapi berhenti mendeklarasikan kemerdekaan.

China menentang setiap kontak resmi negara asing dengan Taiwan dan menganggap kedaulatan China atas pulau itu tidak dapat disangkal.