Ciptakan Masyarakat Toleran, GUSDURian Gelar Pelatihan Fasilitator Keberagaman
Berita Baru, Yogyakarta – Jaringan GUSDURian bekerja sama dengan INFID (International NGO Forum on Indonesian Development) menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Menjadi Fasilitator Keberagaman” di Yogyakarta pada 1 sampai 3 Juli 2023.
Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta agar mampu menjadi fasilitator keberagaman dengan pemahaman yang komprehensif. Peserta diharapkan mampu mempromosikan keberagaman di komunitasnya dan aktif berkontribusi dalam menciptakan perdamaian yang adil.
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif INFID, Iwan Misthohizzaman atau Cak Iwan, mengungkapkan bahwa keberagaman memiliki banyak makna positif. Pembelajaran tentang keberagaman sejak dini dapat menumbuhkan rasa menghargai perbedaan dalam berbagai bentuk
Menurutnya, rasa menghargai tersebut dapat tumbuh sejak dini dan bertahan lama. Cak Iwan berharap bahwa peserta pelatihan ini dapat menjadi fasilitator yang bermanfaat dalam menciptakan lingkungan yang toleran, dengan peran aktif dari generasi muda yang menjadi sasaran para fasilitator.
“Kehadiran orang-orang muda yang percaya pada toleransi dan menghargai keberagaman merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan kontribusi penting bagi masa depan Indonesia yang damai,” jelasnya,
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Ahmad, menekankan peran penting fasilitator selama pelatihan ini. Jay Ahmad berharap peserta pelatihan dapat menjadi fasilitator keberagaman di komunitas masing-masing dan memiliki peran yang kuat dalam menjaga tradisi perdamaian dan keadilan di tengah keberagaman Indonesia yang sedang menghadapi tantangan.
“Keadilan memiliki peran penting karena substansi perdamaian itu sendiri adalah keadilan,” tegas Jay.
Pelatihan ini menggunakan Modul Youth Camp “Muda Toleran” yang memiliki topik dan tujuan yang spesifik. Modul ini bertujuan untuk mengenalkan peserta pada keberagaman sosial, meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, menghindari prasangka, memahami keadilan sosial dengan cara pandang Gus Dur, dan mampu menganalisis fenomena sosial menggunakan teori U-Process.
Selain itu, modul ini juga menekankan pada nilai-nilai toleransi, empati, dan kesetaraan, serta menerapkan prinsip-prinsip penting dalam proses fasilitasi, seperti menghentikan diskriminasi, pelecehan seksual, kekerasan berbasis gender, dan kekerasan seksual.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan generasi muda yang memahami dan menghargai keberagaman, serta mampu memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.