Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

China mengecam pidato Presiden Taiwan. Foto: Getty Images.
China mengecam pidato Presiden Taiwan. Foto: Getty Images.

China Mengecam Pidato Presiden Taiwan



Berita Baru, BeijingChina mengecam pidato Presiden Taiwan pada Hari Nasional Taiwan, di mana Presiden Tsai Ing-wen mengatakan pemerintahnya tidak akan tunduk pada tekanan dari China dan akan terus memperkuat pertahanan pulau itu untuk melindungi cara hidup demokratisnya.

Pada hari Minggu (10/10), Kantor Urusan Taiwan China mengatakan bahwa pidato Tsai menghasut konfrontasi dan memutarbalikkan fakta.

Pihaknya juga mengatakan bahwa Taiwan lebih memilih memisahkan diri China dari pada berdialog untuk reunifikasi.

Kata-kata keras dari Tsai itu muncul pada hari Minggu (10/10), sehari setelah Presiden Xi Jinping berjanji sekali lagi untuk mewujudkan “penyatuan kembali secara damai” dengan wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri.

“Tidak ada yang boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan kuat rakyat China untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Xi, dikutip dari Al Jazeera.

Menanggapi itu, Tsai juga mengatakan Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tidak ada yang bisa memaksa pulau itu untuk menerima jalan yang telah ditetapkan China.

Meningkatnya tekanan militer

Taiwan terus-menerus berada di bawah tekanan militer dan politik dari China untuk mau kembali, termasuk serangan berulang kali angkatan udara China ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Berbicara di Taipei tengah pada perayaan hari nasional pulau itu, yang termasuk pertunjukan langka kemampuan pertahanan Taiwan, Tsai mengatakan pemerintahnya tidak akan “bertindak gegabah” tetapi “sama sekali tidak boleh ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan”.

Pidato itu diikuti dengan parade berbagai persenjataan, termasuk peluncur rudal dan kendaraan lapis baja, sementara jet tempur dan helikopter terbang tinggi.

Pertunjukan kekuatan udara diikuti oleh sekelompok tank dan truk CM32 yang membawa sistem rudal.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah nasionalnya, meskipun pulau itu telah memiliki pemerintahan sendiri sejak memisahkan diri dari daratan yang diperintah Partai Komunis pada 1949 setelah perang saudara yang panjang.

Presiden Tsai yang berusia 65 tahun dianggap sebagai separatis oleh Beijing karena penolakannya untuk mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari “satu China”.

Rob McBride dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Hong Kong, menggambarkan pidato Tsai sebagai “menentang” dan mengatakan itu mencerminkan “pandangan yang berlaku di Taiwan saat ini, di mana mayoritas orang sama-sama menentang peningkatan tekanan dari China daratan”.

“Reunifikasi dengan Taiwan telah menjadi tujuan presiden China sejak pembentukan Republik Rakyat China dan Xi bertekad untuk mencapai ini di bawah kepemimpinannya,” kata McBride, dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (12/10).

Beijing telah berjanji untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya oleh kekuatan militer jika perlu.