China: Lima Orang Tewas dan 48 Lainnya Hilang Tertimbun Runtuhan Tambang Batu Bara
Berita Baru, Internasional – Setidaknya lima orang tewas dan 48 orang hilang setelah tambang batu bara terbuka runtuh di Mongolia Dalam, wilayah otonom di China utara.
Seperti dilansir dari The Guardian, salah satu dinding tambang ambruk sekitar pukul 1 siang waktu setempat pada hari Rabu, mengubur para pekerja dalam berton-ton batu dan pasir. Keruntuhan lainnya terjadi lima jam kemudian, memaksa operasi penyelamatan dihentikan. Pencarian dilanjutkan pada Kamis pagi, dengan mobil pemadam kebakaran, SUV, buldoser dan anjing penyelamat dikerahkan dari seluruh provinsi.
Sekitar 900 pekerja penyelamat yang disetujui pemerintah berada di tempat kejadian dan penduduk di daerah tersebut telah dikirim ke kota tetangga. Presiden Xi Jinping menyerukan upaya habis-habisan dalam pencarian dan penyelamatan serta pemeliharaan stabilitas sosial.
Investigasi penyebab bencana sedang berlangsung. Rekaman drone menunjukkan tumpukan puing yang ditinggalkan oleh keruntuhan sekitar 500 meter.
Tambang ini dioperasikan oleh Inner Mongolia Xinjing Coal Industry. Tahun lalu perusahaan didenda karena beberapa pelanggaran keselamatan, termasuk rute masuk dan keluar yang tidak aman dari tambang dan penyimpanan bahan mudah menguap yang tidak aman. Pada Juni 2022, dua pekerja ditemukan bekerja di tambang tanpa sertifikasi yang benar.
Perusahaan juga terlibat dalam ratusan tuntutan hukum terkait utang yang belum dibayar antara 2014 dan 2022, menurut media pemerintah. Pihaknya belum mengeluarkan pernyataan tentang bencana tersebut.
Mongolia Dalam adalah salah satu dari tiga wilayah penghasil batu bara teratas di Tiongkok. Bersama dengan Shanxi, ia menghasilkan 90% batubara negara. Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah mendorong lebih banyak output dari industri dalam upaya untuk meningkatkan PDB dan menimbun cadangan bahan bakar. Tahun lalu China menghasilkan rekor 4,5 miliar ton batu bara, meningkat 9% dari tahun 2021.
Saat perusahaan berusaha meningkatkan produktivitas dan memangkas biaya, kecelakaan tetap sering terjadi. Pada bulan Juli sebuah tambang batu bara di provinsi tetangga Gansu runtuh, menewaskan 10 orang dan melukai enam lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah lebih menekankan penegakan peraturan keselamatan dan memaksa beberapa tambang kecil yang tidak memiliki peralatan keselamatan yang sesuai untuk ditutup. Ada 356 kecelakaan pertambangan pada tahun 2021, turun dari 434 pada tahun 2020, menurut statistik resmi.